Resmikan Rumah Perjuangan MUM, Olly Ajak Pemuda Kawal Sulut Sebagai Pusat Perdagangan Indonesia Timur

pusat perdagangan di Indonesia Timur, Calon Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, Militan Ungu Muda,
Calon Gubernur Sulut, Olly Dondokambey pada peresmian Rumah Perjuangan dan melantik Relawan Militan Ungu Muda for Olly Steven dan AARS di Malalayang.

MANADO, (manadotoday.co.id) – Geliat Sulawesi Utara sebagai pusat perdagangan di Indonesia Timur bukan sekadar wacana lagi. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan pemerintah menjadikan Sulut sebagai hub perdagangan internasional lewat bandara Sam Ratulangi dan Pelabuhan Bitung.

Calon Gubernur Sulut, Olly Dondokambey pada peresmian Rumah Perjuangan dan melantik Relawan Militan Ungu Muda (MUM) for Olly – Steven dan AA – RS di Malalayang, Sabtu (10/10/2020) kemarin, mengajak masyarakat terutama kalangan pemuda agar mengawalnya.

“Pemuda menjadi harapan kita sebagai orangtua, sebagai generasi ke depan dan sebagai harapan anak cucu. Pemuda Sulut harus menjadi pelopor dalam rangka menunjang program-program pemerintah ke depan, untuk menyiapkan Sulut menjadi pusat perdagangan di wilayah Indonesia timur,” katanya.

Menurut Calon Gubernur Petahana Sulut ini, tanda-tanda Sulut ke arah tersebut sudah terlihat.

“Sudah kita buktikan, kini Sulut menjadi hub perdagangan. Kita sudah bisa melakukan kegiatan-kegiatan perdagangan (ekspor) di saat pandemi Covid-19 sekalipun,” ujar Olly.

Itu tandanya, lanjut Olly, keterlibatan pemuda ke depan sangat dibutuhkan untuk mengawal Sulut menjadi kian hebat dalam memainkan peranannya di bidang perdagangan nasional dan internasional. Untuk itu, dia mengingatkan, pemuda sebagai pemilik masa depan, harus mempunyai sikap dalam memilih pemimpin.

“Saat ini dalam memilih pemimpin ke depan, pemuda harus mempunyai sikap, agar generasi muda kita ikut merasakan pembangunan di masa depan,” katanya. Dia mengingatkan, di saat Pilkada ini, banyak yang menawarkan janji-janji.

“Tapi hati-hati jangan terlena dan terbawa dengan janji-janji. Pemuda harus punya sikap dlm tentukan masa depan. Di tangan pemuda, masa depan Sulawesi Utara terbentang. Sulut sangat diberkati. Mari sama-sama bersatu, mari jaga apa yang Tuhan sudah berikan bagi kita,” kata Olly memberi motivasi.

Katanya dalam menentukan masa depan pembangunan Sulut, bukan sekadar kata-kata tapi dengan kegiatan dan kerja nyata. Karena itu, Olly meminta agar dalam rangka bersama membangun Sulut ke depan, pilih pemimpin yang baik.

“Saat pemilihan pemimpin ke depan, kita solid bergerak dalam menjaga keutuhan, ekonomi ke depan dan kerukunan, menjaga kita semua agar saat waktunya, kita dapatkan apa yang sudah kita kerjakan,” katanya.

Olly optimis, pemerintahan yang mampu bersinergis dengan baik dari atas sampai ke bawah, akan menciptakan pembangunan yang selaras dan lebih hebat ke depan. Saat ini katanya, Sulut harus bersyukur karena Pemerintahan Jokowi sangat peduli dengan pembangunan di Sulut. Apa yang diminta selalu dikabulkan. Itu karena sinergitas yang baik antara Pemprov Sulut dan Pemerintah Pusat.

Untuk itu, agar program pemerintah dalam pembangunan lebih hebat ke depan sampai di tingkat kabupaten/kota, Olly mengatakan sangat penting sinergitas antara kepemimpinan pemerintahan di kabupaten/kota dengan provinsi dan pusat.

Dia secara meyakinkan mengatakan, Calon Walikota Manado Andrei Angouw dan Wakilnya Richard Sualang (AARS), akan mampu menciptakan sinergitas yang luar biasa dengan pemerintahan provinsi (ODSK) nantinya, sehingga semua program pembangunan akan meluncur dari tingkat pusat sampai ke provinsi dan Kota Manado dengan lancar. Jika itu terwujud, katanya, yang merasakan hasil pembangunan adalah masyarakat.

Olly juga menambahkan, sinergitas yang tercipta melalui ODSK dan AARS nantinya akan menjadi solusi untuk menyelesaikan persoalan klasik di Kota Manado dalam hal sampah dan air bersih yang selang 10 tahun ini dikeluhkan.

Persoalan yang dihadapi Kota Manado ini sudah diupayakan pemerintahan ODSK sebelumnya dengan memperjuangkan Bandungan Kuwil dan Pembangunan Tempat Sampah Regional.

Sayangnya, seperti pengalaman yang dialaminya, proyek untuk mengatasi soal sampah harus mengendap hampir tiga tahun lamanya, karena adanya hambatan di tingkat dua. (*/ton)