Terkendala Signal Internet, Pelajar Desa Elusan ‘Terpaksa’ Belajar Online di Pertigaan Pondos

received_1395886627466146
Para pelajar SMP dan SMA Desa Elusan yang terpaksa harus belajar online di pertigaaan Desa Pondos, karena keterbatasan jaringan internet di Desa asal mereka. (Ist)

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Desa Elusan Kecamatan Amurang Barat adalah salah satu dari sekian Desa di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) yang belum sepenuhnya merasakan manfaat dari kemajuan teknologi di bidang jasa internet.

Betapa tidak, Desa yang terletak kurang lebih 30 Kilometer dari pusat Kota Kabupaten Minsel ini dalam berkomunikasi melalui telepon selular harus mencari lokasi di luar rumah yang ada signal telepon.

Parahnya lagi mereka yang memiliki smartphone Android jika ingin berinternet terpaksa harus ke Desa tetangga yakni Desa Pondos yang notabene memiliki signal untuk jaringan internet.

Nah kondisi ini tentu saja menyulitkan para pelajar SMP dan SMA yang diwajibkan harus belajar online di era tatanan baru (new normal) di tengah situasi menghadapi pandemi covid-19.

Dimana para pelajar tersebut terpaksa harus belajar di pintu masuk Desa Elusan yang berlokasi di Desa Pondos.

Pemandangan menarik yang hampir terjadi setiap hari manakala belasan siswa harus belajar online di Desa tetangga itu kemudian menuai keprihatinan sejumlah pihak.

Salah satunya diutarakan Berny Richard Tewal salah satu pegiat media sosial. Dalam akun Facebooknya Ia berharap Pemkab Minsel dan Pemprov Sulut dan para Wakil Rakyat Anggota DPRDakan memberikan perhatian terkait pengadaan fasilitas jaringan internet di Desa Elusan.

“Sedih aku melihatnya, dan rasa irih karena desa tetangga bisa terima telephon dan internet hanya di dalam rumah, tetapi di desa kami…,” tulisnya.

Meski demikian dalam keterbatasan fasilitas Internet, hal tersebut tidak menyurutkan semangat para pelajar menjalani proses kegiatan belajar dan mengajar di tengah pandemi covid-19.

Buktinya, menurut Tewal hampir setiap hari di waktu pagi, para pelajar dari kalangan SMP dan SMA sudah berada di Simpangan (Pertigaan) yang terletak di Desa Pondos hanya untuk mencari singal internet untuk belajar secara online.

“Dengan kondisi ini kami mendorong pemerintah mrmberikan kebijakan bagi Desa yang tidak memiliki signal internet yakni dengan melakukan visit home kepada setiap pelajar, sehingga proses belajar tidak memberatkan para pelajar,” katanya.

Disisi lain Tewal berharap ada perhatian pemerintah dalam hal pemerataan dalam hal infrastruktur dan juga Komunikasi dalam rangka kemajuan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia.

“Apalagi saat ini merupakan zaman digital, jadi seharusnya pemerintah memfasilitasi pembangunan jaringan internet baik itu melalui sinyal dari BTS juga serat optik di setiap Desa, dengan mendatangkan investor di bidang jasa seluler. Dan kami juga berharap pemerintah akan secepatnya merespon keluhan ini sehingga kerinduan masyarakat yang sudah lama membutuhkan adanya sinyal telpon selular dan internet di Desa Elusan akan secepatnya terealisasi, ” tukasnya. (lou)