Pelaku Perjalanan di RSUD Mitra Sehat Tinggal Enam Orang

RATAHAN, (manadotoday.co.id) – Rumah singgah sebagai tempat karantina pelaku perjalanan dari luar daerah mili Pemkab Mitra saat ini tinggal merawat enam orang dari sebelumnya sempat mencapai angka 30 lebih.

“Memang sebagian orang yang dikarantina telah selesai dilakukan pengawasan selama 14 hari dan dinyatakan tak memiliki gejala Covid-19 dan dipulangkan setelah melakukan 2 kali Rapid Test,” tutur Direktur Utama (Dirut) RSUD Mitra Sehat dr Lusy Mewengkang saat Rabu (13/5/2020).

Adapun selang Minggu terakhir ini, sudah tidak ada lagi penambahan pelaku perjalanan untuk dikarantina di rumah singgah di RSUD Mitra Sehat.

“Terpantau di minggu terakhir ini, sudah tidak ada ketambahan pelaku perjalanan yang dikarantina di rumah singgah,” terangnya.

Selama di rumah singgah menurut Dirut, belum ada keluhan dari pelaku perjalananan yang telah selesai dikarantina.

“Dalam hal ini, pelayanan terhadap para pelaku perjalanan tentunya kita prioritaskan. Seperti konsumsi yang layak 3 kali sehari, kemudian fasilitas pemeriksaan kesehatan yang rutin dan sosialisasi berbentuk edukasi terhadap para pelaku perjalanan intens kita berikan setiap harinya,” pungkas Mewengkang.

Diketahui, dari segi ketersediaan APD dikatakannya, hingga saat ini pihak rumah sakit masih menyediakan stok sebanyak 60 paket.

“Untuk APD kita masih mencukupi, dan saat ini ada sebanyak 60 paket yang disediakan untuk antisipasi bila akan digunakan dalam jumlah lebih,” tutur Dirut.

Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) kesehatan Mitra dr Helny Ratuliu saat dikonfirmasi mengenai rumah singgah mengatakan, pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan pihak RSUD bila ada hal baru yang didapati selama masa karantina para pelaku perjalanan.

“Koordinasi tetap jalan terus, dan memang hingga saat ini belum ada ketambahan untuk karantina bagi para pelaku perjalanan,” ujar Ratuliu.

Ia menambahkan, pasokan alat Rapid Test juga disediakan kepada pihak RS.

“Untuk RS sendiri, kita pasok sebanyak 200 alat Rapid Test. Itu antisipasi kami, karena kita tidak tau kapan akan bertambahnya pelaku perjalanan yang dikarantina di rumah singgah,” tutup Ratuliu.(ten)