LSM Gema Mitra Desak Kapolda Sulut Tindak Dugaan Kasus Penembakan di Tambang Ratatotok

Tambang Ratatotok
Unjuk rasa masyarakat terkait penembakan yang dilakukan oknum diduga Brimob di tambang Ratatotok

RATATOTOK, (manadotoday­.co.id) – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Mitra mengutuk keras tindakan agresif yang diduga dilakukan oknum Brimob dengan menembak warga yang ingin mengambil sisa-sisa bongkahan dari alat berat (Exafator) di lokasi tambang Batu Gelas, Ratatotok, Selasa (25/2/2020) malam.

Sejumlah masyarakat yang notabene sebagai pekerja tambang tradisional diusir aparat saat akan mengambil sisa-sisa bongkahan dari alat berat milik perusahaan emas tanpa ijin (PETI) di wilayah Batu Gelas, Kecamatan Ratatotok.

Ketua LSM GEMA Mitra Vidi Ngantung menyebut tindakan aparat itu sudah diluar kewajaran, diduga menodong masyarakat dengan senjata bahkan beberapa kali oknum aparat mengeluarkan tembakan berulang-ulang di wilayah itu.

“Saya minta Kapolda baru segera untuk menindak oknum-onkum aparat yang berada di pertambang emas tanpa izin itu. Tindakan oknum aparat ini sudah sangat mencedrai lembaga yang menjadi pengayom masyarakat ini,” tegas Ngantung, Rabu (26/2/2020).

Menurutnya, pertambang emas tanpa izin (PETI) di wilayah Ratatotok tersebut seharusnya ditindaki oleh pihak penegak hukum.

“Kan jelas, namanya juga PETI, berarti kegiatan pertambangan itu ilegal dan melanggar undang-undang. Seharusnya aparat penegak hukum ini menindak pelaku atau oknum yang beraktifitas di daerah pertambangan ilegal itu, bukan sebaliknya. Ini aparat mengayomi mereka yang melanggar aturan, ini ada apa dengan mereka (penegak hukum red)?,” tegas Ngantung mempertanyakan status oknum aparat yang berjaga-jaga di daerah pertambangan ilegal tersebut.

Dia kembali mendesak Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) yang baru, Irjen Royke Lumowa, untuk turun langsung sebelum terjadi kesenjangan antara masyarakat penambang tradisional dan aparat yang berada di wilayah tersebut.

“Apa lagi Pak Kapolda baru ini adalah putra terbaik Sulut, tentu sebagai masyarakat Sulut khususnya di Mitr, kami sangat mengharapak kehadiran Pak Kapolda untuk menyelesaikan persoalan PETI ini. Sekaligus kami meminta Pak Kapolda untuk mengevaluasi kinerja dari jajarannya, sebab ini menjatuhkan martabat Polri yang dilakukan oleh sekelompok oknum aparat ini,” pintanya.

Diungkapkan Ngantung, terkait PETI ini sudah instruksi Wakil Presiden Indonesia untuk segerah ditertibakan.

“Pak Wakil Presiden, pekan lalu sudah mengintruksikan yang namanya PETI itu segera ditertibkan. Untuk itu kami juga meminta Pak Kapolda untuk segera menertibkan tambang ilegal yang menggunakan alat berat yang ada di seluruh wilayah Ratatotok ini,” kuncinya.

Sementara, Polres Mitra saat melakukan pengamanan unjuk rasa ratusan warga yang memprotes tindakan penembakan oleh oknum yang diduga Brimob tersebut mengatakan akan melalukan mediasi.

“Besok pukul 09.00 Wita, kami akan lakukan mediasi antara aparat pemerintah, pengelola, dan masyarakat dari tiga desa tersebut. Selanjutnya selama proses mediasi belum selesai saya berharap agar kegiatan penambangan dihentikan sementara, baik dari pihak masyarakat maupun dari pihak pengelola,” terang Kapolres Mitra AKBP Robby Rahardian SIK.(ten)