10 Pejabat Eselon III Berebut Dua Jabatan Eselon II di Tomohon

TOMOHON, (manadotoday.co.id)–Seleksi terbuka untuk mengisi dua jabatan di eselon II yang lowong di Pemkot Tomohon berlangsung Selasa (12/2/2019).

Sepuluh pejabat eaelon III yang ikut seleksi
Sepuluh pejabat eaelon III yang ikut seleksi

Sebanyak sepuluh pejabat eselon III mengikuti seleksi untuk mengisi jabatan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas serta Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.

Kesepuluh pejabat yang mengikuti seleksi adalah John ES Kapoh SS MSi (Kabag Humas dan Protokol), Christo Kalumata SSTP (Kabag Umum), Syske Wongkar SPd (Sekretaris Dinas Kominfo), Josias Makalew SPt (Camat Tomohon Timur), Michael Joseph SSTP MSi (Camat Tomohon Tengah), Vonny Montolalu SPd (Camat Tomohon Utara), Sjerly Bororing SP (Kabag Pemerintahan), Ivone Palit ST (Kabag Pengadaan Barang dan Jasa) , Ir Marthine Mamesah MSi (Kabag Organisasi dan Tatalaksana) serta Denny Mangundap SH (Kabag Hukum).

Wali Kota Tomohon Jimmy F Eman SE Ak mengungkapkan, seleksi ini untuk mengisi dua jabatan lowong. ”Kami hanya akan menerima hasil dari panitia seleksi. Tidak ada intervensi. hasilnya murni dan saya yakin semua yang ikut seleksi memiliki kemampuan yang baik,” ujar Eman.

Wali Kota Tomohon, panitia tim seleksi serta peserta seleksi
Wali Kota Tomohon, panitia tim seleksi serta peserta seleksi

Terpisah, Panitia Tim Seleksi Dr Tommy Sumakul SH MH kepada wartawan mengatakan, seleksi terbuka ini sangat fair. Di mana wali kota hanya menerima hasil dari panitia tim seleksi tanpa melakukan intervensi.

”Ini benar-benar selektif. Karena pesertanya semuanya adalah pejabat eselon III terbaik, maka yang akan menduduki dua jabatan ini benar-benar terbaik dari yang terbaik,” tukas Sumakul.

Seleksi dihadiri dari Komisi ASN, yakni Pandu Wibowo SSos bertindak sebagai analisis monitoring dan evaluasi dan Muhammad Dewantara Latippa SSTP, Sekretaris Kota Tomohon yang juga Ketua Panitia Tim Seleksi, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Drs Daniel Pontonuwu bersama jajaran. (ark)