Olly Diserang Fitnah, Kandouw: Saya Siap “Pasang Badan” Hadapi Itu!

Olly Dondokambey
Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey

SULUT, (manadotoday.co.id) – Masuk di tahun politik ini, Gubernur Olly Dondokambey terus mendapat fitnah yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab lewat media sosial.

Olly sapaan familiar orang nomor satu di Sulut, diisukan gagal membangun daerah Bumi Nyiur Melambai, selama dua tahun terakhir sejak dilantik nakhodai Sulut 12 Februari 2016.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw ketika diwawancarai wartawan terkait sejumlah isu yang “menyerang” Gubernur Olly, geram dengan kabar tersebut.

Menurut Kandouw, dirinya siap paling depan untuk melawan menghadapi fitnah-fitnah yang ditujukan kepada Olly.

Ditegaskan Kandouw, dirinya tidak mempermasalahkan apabila ada sejumlah pihak yang melontarkan kritik. Namun, ia meminta kritik yang disampaikan harus memiliki data yang kuat dan bisa memberikan solusi.

“Saya memberikan apresiasi yang tinggi bagi masyarakat yang memberikan kritik membangun, namun sayang sekali sekarang ini ada fitnah (yang tersebar tersebar di medsos),” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diterima manadotoday.co.id, isu negatif kepada Olly, yakni gagal Merebut Simpati Rakyat, Didemo dan di bully, Terlalu Banyak Waktu di Jakarta, Proyek Infrastruktur Condong ke Utara, Membangun Dinasti Politik, Mencampuri GMIM, Natal di Luar Negeri, dan Tidak Ada Safari Ramadhan.

Kandouw ketika menanggapi hal itu, menilai jika rakyat Sulut tidaklah ‘buta’. Seperti halnya yang paling menonjol tentunya salah satunya di bidang pariwisata dan hal itu juga diketahui se-Indonesia dan paling besar di banding dari berbagai provinsi yang ada.

“Seperti kita semua ketahui pariwisata multiplayer efeknya itu sangat luar biasa berpengaruh signifikan yang berdampak pada PDRB, pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja serta dan penurunan angka kemiskinan. Begitupun dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan Waduk Kuil yang selama ini mangkrak akhirnya bisa berjalan kembali, begitupun dengan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) kini berproses yang tidak lama lagi berproses diselesaikan pembebasan lahannya, bahkan juga dengan target baru KEK Pariwisata semua itu berkat lobi terobosan dari pak Gubernur,” ungkap Kandouw.

Lanjutnya, bahkan kini ada pembangunan Ring Road 3 yang sangat membantu untuk mengurai persoalan kemacetan (di Ibukota Provinsi yakni Kota Manado).

“Dengan konsekwensi pembebasan lahan yang besar, tapi pak Gubernur bertekad itu harus terwujud,” ujarnya.

Terkait ada kesan soal pembangunan infrastruktur hanya di tujukan di wilayah bagian Utara Sulut, menurut Kandouw hal itu suatu pemikiran yang naik.

Lanjutnya, hal yang sama juga di sektor perkebunan dan pertanian itu diarahakan di wilayah Kota Tomohon, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara dan sebagaian Bolaang Mongondow Raya yang dikenal akan kesuburan dibidang pertanian.

“Jadi semua diarahkan pak Gubernur secara merata di daerah. Pembangunan kesehatan juga itu belum terekspos saja, sudah hampir 40 Miliar yang kita (Pemprov Sulut hibahkan) kerjasama dengan pemerintah Kota Kotamobagu, membangun rumah sakit (tipe/kelas III yang boleh jadi rujukan untuk pelayanan masyarakat dibagian wilayah selatan bisa dicover) yang kalau tidak berhalangan pada tahun ini akan diresmikan. Ini merupakan capaian bernuansa kemanusiaan yang sangat tinggi oleh pak Gubernur,” terang Kandouw.

Begitu pula dengan pendidikan, selama ini dibagian wilayah utara yang diketahui bersama ada tiga kabupaten sedikit tertinggal oleh Gubernur melakukan terobosoan ke pusat yang hasilnya mulai dengan tenaga pendidik/guru dan THL yang tunjangan sebelumnya 600 ribu rupiah kini diambil alih provinsi disesuaikan UMP 2,6 juta.

“Juga dengan infrastruktur pembangunan sekolah, jadi target pak Gubernur yang pada tahun depan (2019) di kepulauan harus secara UNBK, walaupun dengan konsekwensi listrik itu akan ada upaya solusi walaupun itu lebih mahal menggunakan tenaga matahari. Belum juga dengan beasiswa yang jelas, ini semua merupakan terobosan pak Gubernur,” kata Kandouw.

Ia menambahkan, semua pembangunan diberbagai sektor/bidang itu dilakukan pendekatannya secara per kluster.

Terkait isu persoalan gubernur selalu berangkat ke Jakarta, Kandouw menegaskan juga harus diingat bahwa APBD/rezim anggaran Provinsi Sulut itu menengah dan cenderung rendah, dari 70 bahkan 90 persen Kabupaten Kota dan Provinsi itu membutuhkan bantuan dari pusat.

“Kalau tidak ada penetrasi langsung ke pemerintah pusat (datangi melakukan lobi ke pusat), kapan anggaran itu datang, regulasi-regulasi/aturan yang selama bertahun-tahun terbelenggu Sulut untyk berkembang akhirnya oleh pak gubernur terobos hingga terbukalah, seperti regulasi ekspor impor komoditas, kini ekspor apa saja bisa sebagai pintu masuk asia pasifik, penerbangan langsung yang tertutup oleh pak gubernur juga diterobos bisa dibuka, Sulawesi Utara kini ditambah menjadi bebas visa,” terang Kandouw.

Sementara soal isu terlalu mencampuri urusan-uruaan keagamaan, itu sudah merupakan fungsi sebagai Gubernur dimana pemerintah provinsi yang menjadi wakil dari pemerintah pusat.

“itu fungsi sampai situasi sosial, ekonomi budaya dan keagamanan pun itu wajib demi menjaga keamanan menciptakan kedamaian, termasuk di GMIM itu kebetulan pak Gubernur dan saya (wagub) adalah warga GMIM, jadi panggilan kita kewajiban kita untuk membantu supaya organisasi itu kondusif, itu dianggap mencampuri, tidak sama sekali. Seperti halnya proses rekonsoliasi UKIT, itu merupakan buah tangan pak Gubernur melobi ke kementerian itu berjalan,” terang Kandouw sembari menambahkan bahwa bahan bakar politisi ada dua, dukungan dan tuntutan.

“Kalau tuntuntan itu bersifat kondusif positif itu saya angkat topi apresiasi. Tapi kalau fitnah, saya paling dimuka melawan menghadapi fitnah-fitnah yang ditujukan kepada pak Gubernur,” ketusnya. (ton)