175 Milyar Bakal Terkuras di Pengucapan Syukur Minsel

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Meski warga di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) terus dihimbau oleh pihak Pemerintah dan Gereja agar tidak boros dalam merayakan Hari Pengucapan syukur yang sedianya akan dilaksanakan pada, Minggu 10 Juli 2016 besok, namun diprediksi milyaran rupiah akan tersedot pada perayaan yang sudah menjadi nagenda tahunan ini.

Bahkan sejumlah kalangan memprediksi, pada perayaan pengucapan tahun 2016 ini, warga Minsel akan menghabiskan biaya yang sangat fantastis yakni sekitar Rp 175 Milyar, atau setara dengan pembangunan jalan hotmix sepanjang 175 kilo meter .

Salah satu pemerhati sosial dan kemasyarakatan Minsel, Roky Sariowan mengatakan, bahwa prediksi Rp 175 Milyar untuk perayaan pengucapan syukur di Minsel pada tahun 2016 ini, bukanlah hal yang mengada-ada, namun realitas yang disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat saat perayaan pengucapan syukur. Apalagi saat ini sebagian besar masyarakat Minsel, sedang menikmati hasil panen cengkih, gaji 13 dan tunjangan lainnya bagi PNS.

“Estimasinya , saat ini jumah penduduk di Kabupaten Minsel yang tersebar di 173 Desa/Kelurahan pada 17 Kecamatan, berdasarkan data pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil hingga bulan Mei 2016, yakni 242.579 jiwa dengan 81.455 kepala keluarga (KK). Katakanlah hanya 70.000 KK, yang merayakan pengucapan syukur. Dimana untuk setiap KK rata-rata mengeluarkan anggaran untuk kebutuhan makanan Rp.2.000.000. Jika 70.000 KK dikalikan 2.000.000 hasilnya 140 Milyar,” paparnya.

Ditambah untuk pengeluaran minuman, masing-masing KK rata-rata mengeluarkan biaya sebesar Rp 500.000. Jika dikalikan 70.000 KK, maka akan mencapai 35 Milyar lebih. Itu pun belum termasuk pengeluaran lainnya, seperti pakaian, perabot dan kebutuhan lain,” terangnya.

Namun demikian, ia berharap perayaan pengucapan syukur, bukan hanya sekdar perayaan seremonial, namun lebih dari itu esensinya akan dimaknai warga dengan kesederhanaan sambil mensyukuri berkat yang dianugerahkan Tuhan bagi warga Minsel.

“Bukan sebaliknya dirayakan dengan kemewahan dan pesta pora,” tukasnya. (lou)