Kemarau, Jutaan Pohon Cengkih di Minsel Mati Kekeringan

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Musim kemarau yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia termasuk di Kabupaten Minahasa Selatan, berdampak pada kerusakan jutaan pohon cengkih yang mati kekeringan akibat panas berkepanjangan dan kebakaran lahan.

pohon cengkih kering, cengkih kering
Tanaman Cengkih di areal perkebunan Desa Tewasen Kecamatan Amurang Barat yang tampak telah kering dan mati akibat kemarau panjang. (manadotoday.co.id)

Di perkebunan Amurang Barat, Kumelembuai dan Motoling Raya misalnya, menurut pengakuan para Petani, kemarau yang telah berlangsung hampir lima bulan ini, membuat ratusan ribu pohon cengkih mulai dari pohon cengkih yang baru berumur setahun lebih hingga yang sudah belasana tahun mati kekeringan.

“Ada yang mati karena terbakar, namun juga tidak sedikit yang mati disebabkan kekeringan akibat belum kunjung hujan,” ujar Sinyo Tumewu Petani asal Desa Tewasen Amurang Barat dan Tommy  Petani Wowor asal Motoling Kecamatan Motoling.

Dikatakan keduanya, langkah dilakukan para Petani saat ini,  agar tanaman cengkih tidak akan mati semua, yakni dengan melakukan penyiraman secara manual, setiap dua kali sehari yakni pada pagi hari dan sore hari.

“Kami tentu, hanya bisa berdoa dan meohon kepada Tuhan  yang sumber kehidupan, agar menurunkan hujan, sehingga tanaman yang menjadi andalan menunjang ekonomi dan kesejahteraan tidak akan hangus atau mati karena kemarau ini, “ ujarnya sembari (pula) berharap Pemerintah sebagai bentuk kepedulian dan perhatian akan memberikan bibit dan pupuk pada masa tanam kepada seluruh Petani, yang tanaman Cengkih,  Kelapa serta tanaman lainnya hangus bahkan mati akibat kemarau dan kebakaran lahan.

Diketahui pula selain di areal perkebunan Kumelembuai, Amuarang Barat dan Motoling, namun juga hampir seluruh wilayah perkebunan di Kabupaten Minsel, seperti Sinonsayang, Tatatapaan, Tumpaan dan Suluun – Tareran dan Tareran, pohon cengkih milik Petani hangus dan mati karena kekeringan .(lou)