Sulut “Krisis” Listrik, Sumarsono Panggil GM Suluttenggo

plnSULUT, (manadotoday.co.id) – Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), bisa dikategorikan sebagai salah satu daerah “krisis” listrik di tanah air. Pasalnya, pemadaman listrik secara bergilir yang dilakukan PLN, terus dikeluhkan masyarakat lantaran bisa mencapai tiga sampai empat kali dalam sehari.

Terkait pemadaman listrik tersebut, Penjabat Gubernur Sulut DR. Sumarsono MDM, memanggil pihak PT. PLN Suluttenggo, dibawa pimpinan Genderal Manager (GM) PLN Suluttenggo Baringin Nababan, Selasa (6/10/2015). Pada kesempatan itu, Sumarsono menanyakan laporan terkait problematika kelistrikan di Sulut.

Menurut Sumarsono, pemerintah daerah akan bersama PLN guna segera mencari solusi, sehingga pasokan listrik di daerah ini tercukupi.

“Termasuk menghimbau juga efisien dalam penggunaan listrik kepada masyarakat,” ujar Sumarsono.

Sementara pihak PLN dalam laporan kepada Gubernur Sumarsono, menjelaskan tentang kondisi terkini yang melanda di hampir seluruh wilayah Sulut.

Menurut mereka, sistem Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) yang meliputi 3 sub sistem (Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo), sedang mengalami kekurangan pasokan dari sisi pembangkit sebesar 83,8 Mega Watt (MW).

“Salah satunya akibat adanya gangguan pada PLTU Amurang unit 1 dan 2. Juga debit air danau Tondano yang berkurang akibat kemarau panjang, sehingga mesin PLTA tidak berfungsi maksimal. Saat ini mesin PLTA hanya bisa membantu saat beban puncak malam hari,” terang Nababan.

Menjawab hal tersebut, Sumarsono menyatakan, akan mendukung solusi yang dilakukan PLN yaitu menambah kapasitas kelistrikan di Sulawesi Utara dan Gorontalo. Sebab, PLN tengah mengupayakan penambahan daya di PLTG Marissa 50 MW pada Desember 2015 dan 50 MW untuk Maret 2016.

“Tambahan pasokan listrik juga bakal masuk di PLTG Amurang sebesar 120 MW Januari 2016. Hingga Juli 2017 ada penambahan sebesar 360 MW,” kata Sumarsono.

Lanjutnya, di Bulan Oktober ini diharapkan, hujan sudah mulai turun sehingga PLTA bisa beroperasi maksimal sehingga ada tambahan pasokan listrik 25 MW.

Senin (5/10) PLTU Amurang Unit 1 sudah bisa beroperasi kembali dan memasok daya sebesar 15 MW. Unit 2 direncanakan beroperasi normal kembali pada Kamis (08/10), sehingga dapat menambah daya paokan listrik sebesar 18 MW. Tambahan 33 MW untuk mengurangi defist.

Disisi lain, guna menjaga kestabilan beban pada sistem kelistrikan SULUTGO, maka dilakukan manajemen load system atau pengurangan daya, yaitu berupa pemadaman yang telah diatur melalui unit AP2B Minahasa secara proporsional pada ketiga sub sistem.

Beban puncak sistem kelistrikan SULUTGO saat ini mencapai 325 MW.

“Atas kondisi ini, Pemerintah Provinsi Sulut dan PLN, memohon maklum kepada masyarakat, sekaligus menghimbau dan mengajak peran serta aktif dari masyarakat pelanggan PLN untuk mau mengatur penggunaan listrik secara lebih efisien. Caranya, mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan untuk membantu mengurangi beban listrik. Bagi pelanggan besar yang memilki genset, seperti hotel, pusat bisnis dan perbelanjaan dihimbau untuk mengoperasikan mesin Gensetnya saat beban puncak pukul 17.00-22.00 WITA. Ini penting supaya masyarakat/rumah tangga dapat tercukupi dan terlayani,” terang Sumarsono.

Disisi lain, Sumarsono meminta jaminan penuh Managemen PLN Suluttengo, agar saat menghadapi perayaan Hari Besar Keagamaan, utamanya aktifitas umat Nasrani pada Desember listrik jangan sampai padam.

“Jadi PLN harus mencari solusi dan langkah-langkah konkrit jangka pendek. Utamanya pada 2 sampai 3 bulan ke depan,” tegas Sumarsono.

Turut hadir dalam pertemuan itu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekdaprov Sulut, Drs Sanny Parengkuan, MAP, Kadis ESDM Prov Sulut, Ir M Gumalag. (ton)