Perayaan Idul Adha, GSVL: Mari Terus Pertahankan Kerukunan Umat Beragama di Manado

 Idul Adha, GSVL, Manado, MANADO, (manadotoday.co.id) – Walikota Manado DR. Ir. GS Vicky Lumentut (GSVL), menyatakan, perayaan Idul Adha 1436 Hijriah 2015 ini, diharapkan menjadi momentum untuk terus mempertahankan kerukunan umat beragama di Kota Manado.

GSVL sendiri, hadir dan membaur bersama ribuan umat Muslim Kota Manado, usai Sholat Ied yang dipimpin Imam Anis Toma Sag yang dilanjutkan Khotbah makna pengorbanan oleh Hi Amir Liputo SH, dan ikut dihadiri Penjabat Gubernur Sulut DR Sumarsono dan Sekdaprov Sulut Ir SR Mokodongan, di lapangan Sparta Tikala, Kamis (24/9/2015) pagi tadi.

“Kekeluargaan dan kerukunan antar umat beragama ini, harus tetap dibina dan dipertahankan bersama. Marilah kita terus bergandengan tangan dan memupuk silahturahmi untuk kemaslahatan umat. Selama Idul Adha dan selamat berqurban,” ujar Walikota GSVL sambil menyalami umat muslim usai Sholat Ied. Sementara Penjabat Gubernur DR Sumarsono, kepada wartawan menyebutkan, dirinya merasa bersyukur bisa ditugaskan di Sulut.

“Alhamdulillah, ini sangat special bagi saya. Sebab, selain ikut merayakan peringatan HUT ke 51 Pemprov Sulut, juga bisa Sholat Ied bersama-sama umat muslim disini,” singkatnya seraya sibuk menyalami warga Manado bersama Sekdaprov Sulut Ir SR Mokodongan serta unsur Forkompimda Sulut. Khotib Idul Adha Hi Amir Liputo dalam khotbah makna Idul Qurban bertajuk “Pengorbanan Akar Kepahlawanan” mengurai secara singkat pengorban Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Disebutkan Liputo, dalam konteks morat-maritnya sejarah Indonesia saat ini, untaian Zamrud Khatulistiwa ini masih mungkin dirajut kembali untuk menjadi kalung sejarah yang indah. Tidak peduli seberapa berat krisis dan musibah yang menimpa kita saat ini. Tidak peduli seberapa banyak pejabat daerah maupun pusat yang mengkorupsi harta Negara. Tidak peduli seberapa besar kenaikan gaji para pejabat dan wakil rakyat yang terkesan dipaksakan tanpa diimbangi dengan kinerja yang memuaskan di tengah-tengah antrian jerita si miskin, yatim dan para jompo.

Namun diingatkan Liputo, masih mungkin dengan satu kata: Para Pahlawan. Tapi jangan menanti kedatangannya atau menggodanya untuk hadir disini. Sekali lagi, jangan pernah menunggu kedatangannya, seperti orang-orang lugu yang tertindas itu: mereka menunggu datangnya Ratu Adil yang tidak pernah datang.

“Mereka tidak akan pernah datang. Mereka bahkan sudah ada disini. Mereka lahir dan besar di negeri ini. Mereka adalah anda, dia dan kita semua. Mereka bukanlah orang lain. Mereka hanya belum memulai. Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut takdir kepahlawanan mereka; dan duani akan menyaksikan gugusan pulau-pulau ini menjelma kembali menjadi untaian Zamrud Khatulistiwa yang menghiasi leher sejarah,” kunci Liputo yang dilanjutkan dengan doa bersama. (*/ton)