Warga Minahasa Selatan Keluhkan Kenaikan BBM

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium yang ditetapkan Pemerintah pada, Sabtu (28/3) jam 00.00 menjadi Rp 7300 dari sebelumnya Rp 6800, dinilai sejumlah warga kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) tidak populis karena imbasnya akan menyulitkan masyarakat.

“Harusnya pemerintah jangan dulu menaikan harga BBM, apalagi masyarakat baru saja diperhadapkan dengan harga beras yang sempat meroket (meskipun saat ini berangsur normal). Dan yang pasti kenaikan BBM dampaknya pada masyarakat kecil yang akan disulitkan ,” ujar Johny Kaunang dan Herry Takapente warga Minsel.

Alasannya menurut Takapente dan Kaunang, kenaikan BBM ini tentu akan berpengaruh pada harga kebutuhan pokok dan transportasi. Sebab biasanya jika BBM naik, pasti akan diikuti dengan kenaikan bahan pokok.

“Harusnya juga pemerintah memperjuangkan kenaikan hasil pertanian seperti Kelapa, fanili, pala dan cengkih serta hasil pertanian dan perkebunan lainnya.Sehingga akan seimbang penghasilan warga serta biaya kebutuhan setiap hari. Jangan hanya memikirkan bagaimana menaikan harga BBM, sementara upaya memperjuangkan kenaikan hasil produksi pertanian disepelehkan,” tandas keduanya sembari berharap pemerintah akan megkaji kembali kenaikan BBM jenis premium. (lou)