SHS: Nyawapun Saya Korbankan Asalkan Pembangunan Mega Proyek di Sulut Tercapai

Mengejar ‘Mimpi’ Jadikan Sulut Sebagai Pintu Gerbang di Asia Pasifik

SULUT, (manado24.com) – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) DR. Sinyo Harry Sarundajang (SHS), menegaskan, dirinya ingin mewujudkan mimpi menjadikan Daerah Bumi Nyiur Melambai sebagai salah satu pintu gerbang di kawasan Asia pasifik.

“Nyawapun saya korbankan asalkan pembangunan mega proyek di Sulut bisa terjadi. Mimpi jadikan Sulut sebagai pintu gerbang di kawasan asia pasifik harus terwujud,” ujar SHS sapaan familiar Sarundajang, pada konferensi pers sekembalinya dia dari kunjungan kenegaraan di Tiongkok, yang digelar di VVIP Bandara Sam Ratulangi Manado, Kamis (29/1/2015).

Pada kesempatan itu, SHS menjelaskan kunjungan kenegaraannya dipertemuan dengan tajuk “High Level Economic Dialog Indonesia – Tiongkok” di Beijing.

Menurut dia, hal tersebut merupakan tugas khusus ikut bersama Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Sofian Djalil dan Menteri Perindustrian Saleh Husin dan sejumlah delegasi dari Indonesia, untuk misi pengembangan kerjasama bidang ekonomi dengan pemerintah Tiongkok.

“Kunjungan kenegaraan kami ini, adalah tindaklanjut pertemuan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan Presiden China Xi Jinping pada waktu APEC Leaders akhir 2014 lalu di Beijing,” terangnya.

Kata SHS, keikutsertaannya di delegasi Indonesia, setelah mendapat undangan khusus (Menko) Perekonomian Sofian Djalil guna memaparkan rencana pembangunan di Sulut. Pasalnya, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, masuk dalam daftar kerjasama bidang investasi pemerintah Tiongkok dan Indonesia.

Dalam kegiatan itu, Menko Perekonomian Indonesia secara umum membahas mengenai pembangunan proyek-proyek infrastruktur berskala besar di Indonesia, diantaranya Jalan, Jembatan, Bendungan, Power Plant, Bandara, Pelabuhan laut dan Pembangunan Kawasan Industri.

“Untuk Sulut, saya memaparkan terkait rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, Pembangunan Jalan Toll Manado-Bitung, dan Pengembangan Industri-Industri Perikanan, serta Agro-Industri. Selain itu, proyek-proyek yang siap untuk ditawarkan ke investor, seperti Geothermal di Minahasa, Bolmong, dan Bitung serta Pengembangan Pelabuhan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro,” ungkap SHS, sembari menyatakan hasil pemaparannya itu mendapat respon positif pemerintah Tiongkok.

Lanjut SHS, atas restu Menko Perekonomian, dirinya menandatangani nota kesepahaman dengan Presiden CCCC (China Communication Construction Company Limited) kerja sama pengembangan infrastruktur kawasan industry. Dimana, CCCC merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara.

“Mimpi saya (jadikan Sulut pintu gerbang di asia pasifik) akan jadi kenyataan. Saya juga berharap ini dapat diteruskan Gubernur yang akan menggantikan saya untuk pembangunan Sulawesi Utara lebih maju lagi di era kebangkitan pasifik,” tandas SHS.

Disinggung terkait rencana kerja dan dana untuk pembangunan Mega Proyek di Sulut, SHS menyatakan segera akan dimulai. Bahkan, pemerintah Tiongkok sudah siap menyediakan dana untuk pembangunan yang diperkirakan menelan anggaran sekitar 35 Triliun tersebut.

“Anggaran yang cukup besar ini untuk pembangunan kawasan Industri di Bitunng, pembangunan lahan tol, perluasan bandara Sam Ratulangi, dan pembangunan-pembangunan lainnya yang mendukung Sulut menjadi pintu gerbang di kawasan asia pasifik.

Diketahui, turut hadir dalam pertemuan itu, Wakil Gubernur Sulut DR. Djouhari Kansil MPd, Sekdaprov Ir. S.R. Mokodongan, para Asisten, dan Kepala-kepala SKPD di Lingkup Pemprov Sulut. (ton)