Yang Bisa Anda Lakukan Untuk Melawan Stigma Negatif Covid-19

Mari Bersama Lawan Stigma Terhadap Penderita Covid-19
Mari Bersama Lawan Stigma Terhadap Penderita Covid-19

MANADO, (manadotoday.co.id) – Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, mungkin itu yang dirasakan para pasien positif covid-19. Betapa tidak, di tengah usaha untuk sembuh dari virus tersebut, mereka kerap kali mendapat masalah baru yakni stigma.

Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah. Selain berusaha memutus mata rantai penyebaran covid-19, menghapus stigma dikalangan penderita covid-19 menjadi hal yang penting dilakukan.

Menurut situs pemerintah covid19.go.id, stigma membuat orang merasa terkucilkan atau bahkan diabaikan. Mereka bisa tertekan, sakit dan marah saat mengetahui teman-teman dan lingkungannya mengabaikan atau bahkan memboikot.

Tenaga kesehatan bekerja keras setiap hari merawat pasien dan bila terkena virus, mereka harus berjuang untuk sembuh. Stigma menambah beban di pundak mereka.

Stigma mengganggu upaya menghentikan wabah. Orang yang merasa khawatir dijauhi atau diperlakukan buruk akan menghindari tes atau pengobatan. Tapi tindakan mereka justru akan menyebarkan virus dan menghalangi usaha untuk mengontrol wabah.

Ingat, siapapun dapat terkena virus – seperti diberitakan, pangeran, selebriti, pejabat, orang kaya atau miskin bisa terkena. Kita semua rentan. Sebagian orang tidak menunjukkan gejala sehingga kita tak bisa tahu secara pasti siapa yang membawa virus.

Ingat, wabah harus diatasi bersama-sama. Wabah COVID-19 bisa berakhir lebih cepat bila ketakutan dan kabar burung diganti dengan penyampaian fakta, pesan-pesan dan aksi positif serta dukungan bagi orang lain.

dr. Ivan Marthen
dr. Ivan Marthen

Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado, dr. Ivan Marthen mengatakan, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan masyarakat untuk melawan stigma negatif yang melekat pada pasien covid-19.

“Pertama kita harus menunjukkan empati dan kasih sayang pada orang yang diketahui terkena virus. Kita dukung mulai dari orang terdekat mereka, keluarga mereka misalnya, kemudian orang terkena virus itu. Kita tidak boleh jauhi mereka, dukungan dari kita bisa mempercepat proses kesembuhan mereka,”kata dr. Ivan.

Selanjutnya ia menjelaskan, masyarakat tidak boleh terjebak dalam aktivitas berbagi ketakutan dan kepanikan.

“Apalagi kalau ada yang memojokkan mereka yang telah dites positif. Tenaga kesehatan dan pihak lain yang bekerja untuk mengatasi wabah juga kita harus apresiasi mereka, jangan kita tambah beban mereka,”ujar dia.

Terakhir, ia meminta masyarakat agar lebih aktif mencari tahu lebih banyak tentang COVID-19, pelajari apa yang perlu dilakukan untuk melindungi diri.

“Agar kita tidak terjebak pada hoaks atau informasi keliru. Mengetahui fakta akan mengurangi ketakutan dan kecemasan kita,”imbuh Kadinkes Manado, dr. Ivan.

Overall, bayangkan diri Anda atau orang tercinta di-stigma karena COVID-19. Kita tidak tahu siapa dan kapan terkena virus dan karenanya, selalu tunjukkan kebaikan pada mereka yang terdampak.(*/ryan)