Harga Cap Tikus Anjlok, Petani Menjerit

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Petani penghasil komoditas minuman keras tradisional Cap Tikus (CT), menjerit.

Hal ini dipicu lantaran, harga jual bahan baku minuman keras ini merosot tajam. Dimana untuk satu galon beriai 40 liter dengan kadar Alkohol 50 persen yang sebelumnya dihargai sekitar Rp 500.000 kini tinggal Rp 150.000.

Terinformasi merosotnya harga jual Cap Tikus, disebabkan untuk sementara waktu pihak pabrikan tidak lagi melakukan pembelian karena persoalan cukai.

“Kita tidak tahu harus jual kemana lagi. Para pengumpul enggan membeli. Kalaupun dibeli itu harganya murah dan tidak lagi sesuai dengan kebutuhan keluarga terlebih dalam membiayai sekolah anak-anak,” keluh Willy Liando dan Hard Legi Petani Cap Tikus asal Kecamatan Kumelembuai.

Disisi lain, baik Liando maupun Legi mempertanyakan perhatian produsen Cap Tikus 1978 yang berlokasi di Kabupaten Minsel, karena dinilai tidak memberi dampak positif kepada Petani Cap Tikus.

“Padahal sewaktu berdiri ada komitmen peruaahaan untuk membeli bahan baku kepada Petani. Tapi nyatanya tidak jadi demikian, sebab hingga saat ini pihak perusahaan belum pernah turun langsung untuk membeli bahan baku kepada Petani,” keluh keduanya.

Dengan kondisi ini keduanya berharap akan ada perhatian pemerinrah. Apalagi tidak sedikit warga Sulut dan Minsel pada umumnya yang menggantungkan hidupnya pada hasil minuman tradiaional Cap Tikus.

“Salah satu solusinya yakni bagaimana mendatangkan investor untuk pembuatan etanol atau hasil turunan lainnya seperti alkohol untuk medis, sehingga Petani Cap Tikus tidak hanya bergantung pada pabrikan pembuat minuman beralkohol,” tukas keduanya. (lou)