Pembangunan Tol Manado-Bitung Dikebut

jalan tolSULUT, (manadotoday.co.id) – Penyelesaian proyek pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung khususnya Paket IA, IB dan 2A di ruas Manado hingga Kauditan, dikebut. Hal ini terungkap dalam audiensi yang dilakukan pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Sulawesi Utara dan Gorontalo, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), dan PT Jasa Marga Manado Bitung (JMB), dengan Sekdaprov Sulut Edwin Silangen di ruang kerjanya, Rabu (26/6/2019).

Pada kesempatan itu, pihak BPJN) XV mengatakan jika pembangunan direncanakan selesai bulan Oktober 2019 ini. Kemudian, penyelesaian jalan tol sepanjang total 39,9 kilometer ini akan terus digenjot.

Seperti diketahui, proyek tol dengan nilai investasi Rp 6,17 triliun tersebut dibagi menjadi empat paket yakni Paket 1A : Manado-Sukur (7 kilometer), Paket 1B : Sukur-Airmadidi (7 kilometer), Paket 2A : Airmadidi-Kauditan-Danowudu (11,5 kilometer) dan Paket 2B : Danowudu-Bitung (13,5 kilometer).

Diketahui, penyelesaian konstruksi fisik pembangunan tol Manado-Bitung seksi 2A telah mencapai 88 persen. Sementara itu, konstruksi fisik seksi 2B sekitar 18 persen.

Adapun pembebasan lahan di seksi 2A hampir rampung, hingga akhir pekan lalu sudah mencapai 99 persen, sementara seksi 2B untuk jalan utama telah mencapai 83 persen, sedangkan pembebasan pada tambahan lahan telah mencapai 53 persen.

Saat ini, proses pembebasan lahan yang masih tersisa terus dilakukan agar jalan tol yang dibangun mulai dari Manado, melintasi wilayah Minahasa Utara dan berakhir di Bitung itu bisa diselesaikan sehingga dapat memangkas waktu tempuh dari Manado ke Bitung dari yang sekitar 90-120 menit menjadi hanya sekitar 40 menit.

Sekdaprov Silangen mengatakan, Pemprov Sulut, BPJN XV, BPJT dan PT. JBM mengharapkan dukungan penuh masyarakat agar proses pembebasan tanah dapat berjalan lancar sehingga jalan tol pertama di Sulut ini dapat menunjang pembangunan daerah.

Jalan Tol Manado-Bitung juga diyakini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di kawasan Manado, Minahasa Utara, dan Bitung serta menjadi jalan akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Pelabuhan Internasional Bitung sebagai salah satu pintu ekspor impor bagi kawasan Indonesia bagian timur. (ton)