100 Tahun Cagar Alam Tangkoko: Dongkrak Pariwisata, Lestarikan Lingkungan dan Lanjutkan Keteladanan Pendahulu

100 Tahun Cagar Alam Tangkoko3KESERIUSAN Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung dibawah pimpinan Walikota Max J Lomban SE MSi dan Wakil Walikota Ir Maurits Mantiri MM, dalam menjadikan Kota Pariwisata nampaknya terus diseriusi. Buktinya, mengawali tahun 2019 ini, dilaksanakan festival pariwisata Perayaan 100 Tahun Cagar Alam Tangkoko, 20 sampai 21 Februari 2019, di Lapangan Singkanaung, Kampung Wisata Batu Putih.

Ketua Panitia Sekretaris Kota Dr Audy Pangemanan menyampaikan bahwa pihaknya berterimah kasih kepada masyarakat dan semua yang mendukung akan suksesnya acara ini seperti 13 komunitas lingkungan serta pihak Kepala Sekolah Lingkungan yaitu Khouny Lomban-Rawung serta kalangan lainya.

100 Tahun Cagar Alam Tangkoko4Dalam sambutan Walikota menyampaikan bahwa momentum perayaan Cagar Alam Tangkoko, mengajak kita untuk terus melestarikan Cagar Alam Tangkoko dan dengan adanya Patung Alfred Russel Wallace dapat menjadi icon di Hutan Batu Putih ini dalam menjadi daya tarik bagi wisatawan apalagi direncanakan patung ini akan diberikan chip agar supaya jika para turis mencari di goggle bisa menemukannya di lokasi ini.

“Marilah kita jadikan hutan Tangkoko adalah menjadi berkat kita semua dan memang sengaja diselenggarakan di Kelurahan Batu Putih dalam rangka meramaikan masyarakat untuk dapat terus mencintai hutan Tangkoko adalah masa depan kita semua,” papar Walikota.

100 Tahun Cagar Alam Tangkoko1Dalam puncak kegiatan 100 Tahun Cagar Alam Tangoko, Lomban meresmikan Patung Alfred Russel Wallace, untuk mengenang ilmuwan legendaris ini. Dalam sambutannya Lomban menjelaskan pada hari ini, 100 tahun lalu, Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Tangkoko sebagai salah satu Cagar Alam yang dilindungi di Indonesia. Kini 100 tahun kemudian, Pemerintah Kota Bitung menggelar peringatan acara 100 Tahun berdirinya Cagar Alam Tangkoko.

Lanjut Lomban pria berkebangsaan Inggris Alfred Wallace berjalan di hutan ini, lebih dari 150 tahun yang lalu ketika belum ada jalanan, hanya hutan.

“Dia adalah ilmuwan dan ahli biologi yang hebat, lebih dari itu dia adalah pria yang berkomitmen dengan keanekaragaman hayati,” jelas Walikota.

100 Tahun Cagar Alam TangkokoWallace juga selain tokoh lingkungan, juga mengeluarkan yang namanya Wallace Line dan Wallace Area. Wallace Line membagi Indonesia jadi 2 wilayah besar, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan ke Benua Asia, serta Sulawesi ke Timur ke Benua Australia. Patung Wallace ini juga bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Cagar Alam Tangkoko.

Diketahui, patung Wallace dibuat oleh seniman bernama Hendra Susanto. Traveler bisa melihat patung Wallace ini jika berkunjung ke Cagar Alam Tangkoko.

100 Tahun Cagar Alam Tangkoko5Turut hadir Paul Smith, Direktur British Council Indonesia, Wiratno, Dirjen KSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepala Sekolah Sungai Khouny Lomban Rawung, Wakil Walikota Ir Maurits Mantiri MM didampingi Wakil Ketua TP-PKK Bitung Rita A Mantiri ST serta Sekretaris Kota Dr Audy Pangemanan dan Isteri dr Rinny Tinangon.

Adapun sejumlah kegiatan dalam rangkaian 100 Tahun Cagar Alam Tangkoko adalah Workshop, Talkshow, Pameran dan Konser Musik Alam.(kys/adv)