TOMOHON, (manadotoday.co.id)—Kota Tomohon sia[ mempertahankan Predikat Kota Sehat kategori tertinggi tahap kedua Swasti Saba Wistara II yang penilaiannya dilaksanakan tahun 2019 ini.
Untuk itu, Jumat (8/2/2019) Tim Verifikasi Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan gabungan dari Dinas Kesehatahn, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Biro Kesejahteraan Rakyat melakukan kunjungan ke Kota Tomohon.
Kunjungan diawali di Sekretariat Badan Pembina Kota Sehat di Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bapelitbangda) Kota Tomohon, kemusian ke Pasar Beriman, Sekretariat Forum Kota Sehat dan diakhiri di Danau Linow.
Tim Verifikasi disambut Wali Kota Tomohon Jimmy F Eman SE Ak diwakili Sekretaris Kota Ir Harold V Lolowang MSc MTh didampingi Ketua Tim Pembina Ir Ervinz DH Liuw MSi (Kepala Bapelitbangda), Sekretaris Tim Pembina dr Deesje Liuw MBiomed (Kadis Kesehatan Daerah), Ketua Forum Kota Sehat Drs Johan Sambuaga MDiv dan pengurus serta jajaran Pemkot Tomohon.
‘’Kami memang sangat serius untuk mempeorleh Swasti Saba Wistara kedua di tahun ini. Tentunya segala pesiapan untuk penilaian dari pusat akan kami siapkan. Setelah kami mempersiapkan seperti saat ini saat diverisikasi oleh Tim Provinsi,’’ ujar Lolowang seraya menambahlan akan mengerahkan semua perangkat daerah terkait Kota Sehat.
Sementara Ketua Tim Pembina Ir Ervinz DH Liuw MSi mengatakan, dengan bertambahnya indicator penilaian, tentunya harus kerja keras dan itu harus mendapat dukungan dari semua pihak di Kota Tomohon.
Indikator yang bertambah dalam penilaian kali ini adalah bidang pariwisata di mana akan dinilai Pasar Sehat dan inovasi dari lokasi wisata dalam hal ini dipilih Wisata Danau Linow.
Ketua Forum Kota Sehat Drs Johan Sambuaga MDiv menyatakan akan all out demi mempertahankan Predikat Swasti Saba Wistara. ‘’Dukungan semua pihak, baik anggota forum, pemerintah maupun masyarakat sangat kami harapkan,’’ tukas Sambuaga.
Jenne Mandu SKM, Tim Verifikasi yang berasal dari Dinas Kesehatan Sulut mengatakan, Tomohon berpeluang mempertahankan Predikat Kota Sehat dengan melihat potensi yang dimiliki. Namun menurutnya, dengan ketambahan indicator penilaian, temtunya harus serius mempersiapkan indiklator tersebut. Karena, pastinya untuk meraih Swasti Saba Wistara II, lebih berat dari saat merebut Swasti Saba Wistara dua tahun lalu. Penilaian Kota sehat dilaksanakan tiap dua tahun. (ark)
