Upacara Adat Tulude ‘Milik’ Semua Golongan Agama dan Masyarakat

IMG_1747-37u7acc1d92docthh67xmyMANADO, (manadotoday.co.id) – Sekretaris Panitia Upacara Adat Tulude Kota Manado Tahun 2019 Drs. Pontowuisang Kakauhe mengatakan, Upacara Adat Tulude adalah bagian dari upaya meluruskan budaya masyarakat Nusa Utara yang mulai mengalami pergesaran makna hakiki.

“Sudah menjadi tanggung jawab bersama semua elemen masyarakat Nusa Utara, termasuk pihak pemerintah, untuk meluruskan serta mengembalikan prosesi Upacara Adat Tulude. Ada banyak hal yang harus diluruskan salah satunya adalah; Tulude bukan Pesta Adat, akan tetapi Upacara Adat,” jelas Pontowuisang Kakauhe, kepada awak media, Kamis (24/1/2019).

Dia mengatakan, Tulude harus dipersiapkan dengan sangat baik, tidak boleh sembarangan, karena ini merupakan upacara adat.

“Khusus untuk kue Tamo, orang yang akan membuat harus bersih (tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Adat). Sebelum membuat kue Tamo, orang tersebut bahkan harus berpuasa (menyucikan diri) mendekatkan diri dengan sang Pencipta, jika salah buat, kue tersebut akan rubuh.” jelas Kakauhe yang juga Kabid Pembudayaan Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Manado.

Bahkan lanjutnya, orang yang akan mengatur prosesi Upacara Adat sampai yang dipercayakan untuk memotong Kue Tamo, tidak boleh sembarang orang, harus mempersiapkan diri dengan baik sesuai dengan Adat Nusa Utara.

“Simbol kuat kue Tamo adalah persatuan, sebab tanpa persatuan Upacara Adat Tulude tidak memiliki makna apa-apa. Hal ini terlihat dari simbol yang ada pada kue Tamo, dan diatasnya ada sebutir telur yang melambangkan kehidupan yang baru.”katanya.

Upacara Adat Tulude tambahnya, bukan hanya milik satu golongan agama saja, akan tetapi milik Adat. Artinya milik semua golongan agama serta masyarakat.

“Tulude juga bukan penolak Bala, akan tetapi sebuah prosesi Adat masyarakat Nusa Utara yang mengakui kekuasaan ‘Ghenggonalagi Duatang Saruluang’, sang pemilik kehidupan umat manusia. Apalagi, prosesi Upacara Adat Tulude memiliki makna yaitu; mensyukuri penyertaan Tuhan selang setahun yang lalu, mengintrospeksi diri terkait kelalaian, kesalahan, dan pergumulan selang setahun yang telah berlalu, sambil memohon pengampunan Tuhan, kemudian meminta penyertaan Tuhan untuk perjalanan satu tahun kedepan.
Direncanakan juga Upacara Adat Tulude nanti akan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan China,” pungkas Sekretaris Panitia Upacara Adat Tulude Kota Manado Tahun 2019 Drs. Pontowuisang Kakauhe.

Diketahui, Upacara Adat Tulude ada menjadi iven parawisata pertama yang digelar oleh Pemkot Manado, dan rencananya akan digelar di Lapangan Sparta Tikala, Manado, pada tanggal 14 Februari 2019.(**/ryan)