Satu-Satunya Politeknik, Kali Kedua Polimdo Dipercayakan Kemenrisdikti Lakukan Penelitian

satu-atunya Politeknik di Indonesia, Polimdo kembaii mendapat kepercayaan melakukan penelitian
satu-atunya Politeknik di Indonesia, Polimdo kembaii mendapat kepercayaan melakukan penelitian

MANADO, (manadotoday.co.id)—Politeknik Negeri Manadi (Polimdo) kembali mendapat kepercayaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenrisdikti) untuk melakukan penelitian. Kali ini kajian Pembentukan klaster perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan output dan bidang fokus prioritas riset nasional.

Sebelumnya, tahun 2017 lalu yelah dipercayakan melakukan penelitian bidang energy. Direktur Polimdo Ir Ever Notje Slat MT melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Dr Tineke Saroinsong SST MEng mengungkapkan, kepercayaan yang diberikan ini sekaligus memupus harapan seluruh politeknik yang ada di Indonesia untuk menjadi tuan rumah dalam pertemuan politeknik seluruh Indonesia untuk seminar dan penelitian di bidang maritim.

Polimdo, kemenrisdikti dan mitra penelitian
Polimdo, kemenrisdikti dan mitra penelitian

‘’Kegiatan seperti ini dapat meningkatkan akreditas Polimdo. Untuk itu kami bersyukur bisa dipercayakan di antara perguruan tinggi besar yang ada di Indonesia. Karena dari 4000 perguruan tinggi yang ada di Indonesia, hanya dipilih 29 perguruan tinggi dan Polimdo merupakan satu-satunya politeknik dari sekian banyak politeknik yang ada di Indonesia,” ujar Saroinsong yang juga Ketua Tim Klaster Energi.

Pihak Polimdo, Kemenrisdkiti dan  Pertamina sebagai mitra di lokasi penelitian
Pihak Polimdo, Kemenrisdkiti dan Pertamina sebagai mitra di lokasi penelitian

Polimdo tambahnya, akan bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam penggunaan  teknologi siklus biner.

‘’Kami akan mencoba membuat pembangkit listrik yang berasal dari Jerman tersebut,” tukasnya.

Menurutnya, keuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi  bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi.

‘’Karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai di masa depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2 di atas menghasilkan emisi carbondioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50 kali lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak,’’ kuncinya. (*/ark)