Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Petani di Kelurahan Walian Satu Kota Tomohon

Program Kemitraan Masyarakat

Materi: Melissa L.G. Tarore, SP. MSi.

PERANAN Sektor Pertanian dalam Perekonomian Indonesia sangat penting karena sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung dalam perekonomian bangsa yang terus dikembangkan guna mendukung pembangunan.

foto 1
Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Petani di Kelurahan Walian Satu Kota Tomohon

Pengelolaan keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan yang harus dilakukan oleh semua orang yang memiliki tanggung jawab dalam bidang/aspek keuangan.

Manajemen keuangan, merupakan manajemen dana yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk usaha secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan usaha pembelanjaan.

Berbagai terobosan telah dilaksanakan, tetapi kesejahteraan petani dari waktu ke waktu belum menunjukkan peningkatan yang berarti, bahkan makin tidak sejahtera saja. Oleh sebab itu salah satu hal yang perlu dikaji adalah pengelolaan keuangannya yang sangat berhubungan dengan pembiayaan dan pendapatan petani tersebut.

Keberhasilan ataupun kegagalan suatu usaha tani hampir dapat dikatakan sebagian besar sangat ditentukan oleh kualitas petani dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan. Adapun beberapa keputusan yang menyangkut keuangan yang sering muncul dan menjadi masalah oleh petani adalah : Pengetahuan dan Keterampilan petani dalam menjalankan usaha tani agar memberikan keuntungan, diperlukan juga pengetahuan dan keterampilan untuk membiayai usahataninya, juga pengetahuan dan keterampilan tentang pemanfaatan modal  yang didapat.

Berdasarkan pada uraian-  uraian situasi tersebut maka di Kelurahan Walian Satu Kota Tomohon sangat diperlukan solusi-solusi. Solusi yang tepat antara lain adanya pendampingan berupa pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan keuangan pada usaha taninya.

foto 2
Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Petani di Kelurahan Walian Satu Kota Tomohon

TARGET DAN  LUARAN

TAREGT

Target program kemitraan masyarakat adalah petani yang berlokasi di kelurahan Walian Satu Kota Tomohon. Jumlah petani sasaran dalah 30 orang. Hasil observasi awal diperoleh gambaran permasalahan yang dihadapi oleh petani seperti telah diuraikan di bab sebelumnya. Oleh karena itu, tolak ukur transfer iptek bagi masyarakat adalah dengan menyasar 30 anggota kelompok tani di kelurahan Walian Satu Kota Tomohon. Kegiatan yang akan dilakukan adalah melatih teknik pengelolaan usahatani secara berkelopok khususnya pengelolaan keuangan. Untuk tindak lanjut koordinasi kegiatan oleh Kepala Kelurahan Walian satu dan tim pelaksana PKM.

SOLUSI DAN SARAN

Solusi yang akan ditawarkan adalah pendampingan berupa Penyuluhan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

  • Penyuluhan tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan secara sederhana
  • Praktek penerapan pengelolaan keuangan.

Dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta jaringan, jika memungkinkan akan diperkenalkan dengan petani yang sudah menerapkan pengelolaan keuangan.

Dalam rangka monitoring dan evaluasi maka diadakan pendampingan terhadap petani tersebut secara berkesinambungan.

METODE PELAKSANAAN

Program ini merupakan program yang bersifat terapan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Walian Satu Kota Tomohon. Meningkatnya kesejahteraan dalam bentuk pelatihan pengelolaan keuangan petani. Di dalam pelaksanaannya, program ini akan mengacu pada pola sinergis antara tenaga pakar dan praktisi dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan pemerintah Kelurahan Walian Satu Kota Tomohon.

Program ini juga dirancang agar tercipta sinergitas yang saling menguntungkan antara petani yang ada di Kelurahan Walian Satu. Di sisi lain, program ini juga diarahkan agar terciptanya iklim kerjasama yang kolaboratif antara perguruan tinggi dengan masyarakat secara luas di bawah koordinasi pemerintah Kelurahan setempat, khususnya dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan wawasan petani Kelurahan Walian Satu secara cepat dan berkualitas bagi kepentingan pembangunan masyarakat setempat. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka program ini merupakan sebuah langkah inovatif dalam kaitannya dengan Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat.

PROSEDUR TAHAPAN KEGIATAN

Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dari permasalahan kurangnya pengetahuan petani dalam pengelolaan keuangan. Nilai tambah yang diperoleh bukan saja dalam bentuk pengelolaan keuangan tetapi juga pengelolaan usaha pertanian secara berkelompok yang lebih baik yang pada akhirnya memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi untuk menunjang kesejahteraan anggota kelompok. Melalui pelaksanaan program yang dirancang ini akan diberikan pelatihan dan pendampingan bagi petani dengan materi pelatihan:

Penyuluhan tentang pengetahuan dan daya kelola usaha pertanian dengan pengelolaan secara berkelompok melalui pelatihan dan bimbingan kepada petani yang berfokus pada materi untuk mendinamisasikan kelompok

Penyuluhan tentang dasar-dasar sistem pengelolaan keuangan petani dalam bentuk pelatihan

Praktek penerapan sistem pengelolaan keuangan berdasarkan situasi dan kondisi kelompok.

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Peningkatan pengetahuan dan pengelolaan usahatani dilakukan secara berkelompok melalui pelatihan dan bimbingan kepada kelompok tani yang berfokus pada materi untuk mendinamisasikan kelompok

Petani sudah bisa merencanakan program:  Rencana yang dimaksudkan adalah rencana bersama kelompok yang terulis, yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan dimulai dengan proses menyusun rencana kerja. Perencanaan penting untuk merencanakan perbaikan dalam kelompo, meningkatkan produksi dan meningkatkan kerjasama serta meningkatkan pendapatan.

Dalam memberikan penyuluhan tentang pengelolaan secara berkelompok tim PKM juga memberikan materi tentang cara menentukan sasaran program dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Sasaran yang baik memenuhi memenuhi kriteria:

Spesifik: Sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan dan memberikan arah dan tolok ukur yang jelas.

Terukur: Sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya.

Petani sudah mampu mengelola program yang sudah di rencanakan: Penjabaran langkah-langkah serta sasaran program dan sub-program dibuat rinci sesuai dengan keperluan:

Kegiatan mana saja yang berpengaruh pada kegiatan berikutnya, maka kegiatan tersebut didahulukan.

Modal/anggaran: Berapa besar dana yang di butuhkan dalam melakuan usahatani. Perhitungan total biaya produksi yang dibutuhkan harus diperhitungan melalui analisis usaha (analisis laba-rugi).

Pengetahuan kelompok tani tentang cara mengevaluasi dan tindak lanjut terhadap program yang dikelola: Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring setiap proses dalam usahatani yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang sudah dilaksanakan. Apa saja yang perlu dievaluasi?

Posisi Keseluruhan Usahatani.

Apakah Ada kemajuan atau Kemunduran dalam usahatani

Petani yang terlatih dan terampil dalam pengelolaan keuangan. Petani dapat membuat pengelolaan keuangan mengenai analisis biaya, penerimaan dan pendapatan usaha.  Hasil perhitungan tersebut dapat memberikan informasi kepada Petani mengenai total jumlah pengeluaran yang terjadi selama mengelola lahan.  Analisis keuangan usaha dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

Menetapkan rencana atau skala produksi;

Menghitung biaya usaha;

Menghitung penerimaan usaha;

Menghitung pendapatan usaha;

Rencana produksi: yang dimaksudkan dengan rencana produksi dalam hal ini adalah skala (volume) usaha dan jenis usaha yang akan dikerjakan.  Hal ini penting untuk dasar dalam perhitungan finansial lebih lanjut, semakin besar skala (volume) usaha akan semakin besar pula kebutuhan modal dan biaya usaha.

Biaya usaha: adalah seluruh pengeluaran dana yang diperhitungkan untuk keperluan usaha.  Dalam praktek di agribisnis oleh masyarakat, yang dimaksud Biaya usaha secara terinci meliputi :

Investasi harta tetap : Harta tetap adalah sarana prasarana usaha yang berumur tahunan. Misalnya : biaya biaya peralatan, biaya sarana penunjang (seperti: sumur, drainase, pemasangan listrik, dll).

Biaya operasional usaha : Yaitu seluruh biaya yang digunakan untuk pelaksanaan proses produksi suatu usaha. Biaya operasional usaha dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

Biaya Usaha atau Biaya Tetap: biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk yang besarnya tetap, tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya : biaya sewa tanah, tenaga kerja tetap, gaji pengelola, biaya penyusutan investasi.

Biaya Pokok Produksi: biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk yang besarnya tidak tetap dan dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan.  Misalnya : biaya bahan baku, bibit,  pestisida, sewa alat, tenaga kerja tidak tetap (harian), bahan bakar, dll.

Biaya Penyusutan: hanya diperhitungkan terhadap investasi harta tetap. Biaya penyusutan diperhitungkan setiap tahun selama masa ekonomi suatu alat.

Total Biaya Yaitu hasil penjumlahan dari Biaya Usaha + Biaya Pokok

Penerimaan Usaha: jumlah nilai uang (rupiah) yang diperhitungkan dari seluruh produk yang laku terjual. Penerimaan usaha merupakan hasil perkalian antara jumlah produk (Q) terjual dengan harga (P). Hal ini dapat dimengerti bahwa produk yang dihasil oleh suatu usaha tidak semua dapat atau laku dijual yang dikarenakan misalnya Rusak atau cacat, dikonsumsi sendiri.

Pendapatan Usaha: Jumlah uang yang diperoleh petani setelah penerimaan dikurangi dengan total biaya. Pendapatan atau Laba Usaha dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :

Laba kotor: Penerimaan usaha dikurangi biaya pokok produksi atau biaya tidak tetap.

Laba bersih: Laba Kotor dikurangi Biaya Usaha dan Biaya Penyusutan. (*/ton)