Lomban Apresiasi Peringatan Hari WKI KGPM

Hari WKI KGPM, Hari WKI KGPM 2018, BITUNG, (manadotoday.co.id) – Walikota Bitung Maximiliaan J Lomban mengapresiasi peringatan hari Wanita Kaum Ibu (WKI) Kerapatan Gereja Protestan di Minahasa (KGPM), yang dilaksanakan di Kota Bitung. Lomban sangat berterimakasih kepada KGPM bahkan panitia yang dianggap mampu menerjemahkan tema dan sub tema pada kegiatan itu.

“Mengasihi Tuhan, mengasihi perempuan, dan mencintai alam. Ini merupakan tema yang sangat baik dan memiliki makna mendalam bagi semua. Terima kasih juga kepada seluruh jemaat yang berkesempatan hadir,” tukasnya saat puncak peringatan, di Lapangan Kantor Walikota Bitung, Jumat (25/5/2018 ).

Sementara itu, Ketua TP-PKK Kota Bitung Khouni Lomban Rawung selaku Ketua Panitia kegiatan mengatakan, sejak dicanangkan, berbagai kegiatan sudah dilaksanakan, bahkan hingga pada puncak perayaan.

“Kami sudah melaksanakan penanaman pohon sebanyak 300 pohon, melakukan donor darah, Iva test, deklarasi go green, lomba bintang vokalia, senam Tobelo, dan senam jantung sehat,” ujarnya.

Lanjut dirinya mengatakan, kegiatan tersebut dipilih sebagai bentuk perhatian terhadap kaum ibu agar lebih mencintai alam, dan kesehatan khususnya kesehatan diri.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan deklarasi go green oleh Pemkot Bitung dan KGPM. Setelahnya langsung dimulai pelaksanaan lomba-lomba seperti bintang vocalia, vocal grup, dan senam jantung sehat.

Sebelumnya dalam ibadah, Pdt Teddius Batasina mengambil pembacaan dalam Amsal 31:10-31, menceritakan tentang figur seorang istri yang layak dipuji.

Ia menjelaskan bahwa istri yang akan dipuja puji oleh suami adalah istri yang bisa berbuat baik, pekerja keras, pelayan yang mau melayani, memiliki kepekaan terhadap alam lingkungan yang dihidupi.

“Pemberani, mampu menata hidup, mengenal baik anak dan suami, lemah lembut, dan takut akan Tuhan,” jelasnya.

Sebab menurutnya, kecantikan hanyalah sementara namun istri yang mampu menjalankan tugasnya layak dipuja puji oleh suami. dijelaskan bahwa puncak syukur ini merupakan peringatan dan perenungan Tuhan berikan setiap tahun.

“Melihat peran dan fungsi masayakat saat ini dan komitmen kebangsaan dan tanggungjawab gereja dalam lingkungan,” jelasnya.

Menurutnya di Bitung banyak hal yang bisa digali, khususnya juga sinergitas gereja dan pemerintah, melakukan penanaman pohon, selamatkan yaki, dan peduli terhadap kerusakan alam.

“Posisi gereja adalah berfungsi maksimal tidak hanya spiritual belaka, tapi juga alam lingkungan hidup,” jelasnya sembari menambah, ada tiga dimensi yang harus diperhatikan yaitu dimensi ke Allah, dimensi Kemanusiaan, dan dimensi lingkungan hidup.(kys)