Harga Kopra Anjlok, Petani Menjerit

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Kopra adalah salah satu komoditi andalan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dimana Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) merupakan salah satu daerah penghasil terbesar. Itulah sebabnya Sulut juga dijuluki dengan sebutan Nyiur melambai (Kelapa), di mana sebagian besar warga menggantungkan hidupnya pada komoditi ini.

Namun sayangnya, belakangan ini pemerintah terkesan mengabaikan nasib petani Kopra, manakala harga Kopra saat ini turun drastis hingga titik terendah sekitar Rp 600 ribu per seratus kilogram untuk harga beli pedagang di tingkat Petani, dari sebelumnya Rp I juta untuk 100 kg.

Kondisi ini pun membuat kalangan Petani di Kabupaten Minsel, menjerit. Pasalnya, harga Kopra saat ini dinilai tidak lagi seimbang dengan biaya opersasional mulai dari pemeliharaan hingga hasil komoditi dipanen petani.

“Apalagi jika ditambah dengan biaya kebutuhan hidup yang semakin meningkat, jelas Kopra dengan harga Rp 600.000 per seratus kilogram di tingkat pedagang/pengumpul tidak mencukupi biaya hidup petani yang menggantungkan hidupnya pada komoditi ini,” jelas Tommy L dan Markus S, dua petani asal Minsel.

Keduanya pun berharap agar pemerintah dapat memberikan jaminan harga serta memperjuangkan harga Kopra pada posisi sewajarnya, sehingga akan memberikan jaminan bagi para petani dalam memenuhi kebutuhan setiap hari.

“Ya, minimal kembali ke harga Rp 1 juta per seratus kilogram, dengan harga itu petani pasti terjamin kehidupannya,” tukas keduanya. (lou)