KABUPATEN Minahasa mendapat kepercayaan dari pemerintah pusat dan provinsi Sulut untuk menggelar kegiatan Gebyar Aksi Bela Negara.
Kegiatan yang digelar pada Senin (11/12/2017) tersebut, diawali dengan parade yang dilepas istri Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Nora Tristyana Ryamizard Ryacudu didampingi Wakil Bupati Minahasa, Ivan Sarundajang (Ivansa), Wakil Ketua PKK Sulut dr. Devi Kartika Kandow Tanos MARS, yang diikuti berbagai daerah di Indonesia diantaranya, Provinsi Sumatera Barat, Papua, Aceh, Sulawesi Utara (Sulut).
Khusus wilayah Sulut, diikuti beberapa kabupaten dan kota, 91 Sekolah Menegah Atas (SMA) dan Kejuruan, bahkan beberapa universitas dan organisasi kemasyarakatan (Ormas) ikut serta dalam parade.
Parade yang mengambil start di depan lapangan Sam Ratulangi dan finish di kompleks Stadion Maesa Tondano, menampilkan berbagai kreativitas kebudayaan daerahnya masing-masing.
Acara kemudian dilanjutkan dengan Sarasehan Bela Negara di gedung Wale Ne Tou Tondano. Menariknya, dalam acara ini tampil sebagai narasumber Mantan Presiden Kelima Indonesia Megawati Sukarnoputri, Menteri Pertahanan RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu dan Gubernur Selawesi Utara Olly Dondokambey, SE. Sedangkan sebagai moderator yakni Dosen Universitas Sam Ratulangi Manado Dr. Ferry Liando.
Pada kesempatan tersebut, Megawati Soekarno Putri, berharap warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk lebih melekatkan semangat gotong royong. Gotong royong merupakan modal yang sangat ampuh dalam menjaga keutuhan NKRI yang sangat kita cintai.
“Karena semangat gotong royong bisa memperkuat semangat bela negara. Marilah kita lekatkan gotong royong dalam memperkuat semangat Bela Negara,” kata Megawati.
Megawati mengingatkan gotong royong harus tanpa membedakan satu sama lain seperti agama, suku dan ras, sebab jika itu terjadi maka akan membahayakan keutuhan negara.
“Keluarga sebagai kelompok terkecil perlu tingkatkan gotong royong yang kuat. Konflik terjadi karena tidak kuatnya budaya dan gotong royong,” ungkap Ketua Umum PDIP ini.
Bahkan dikatakannya, bela negara harus selalu siap dalam diimplementasikan.
“Jadikanlah Pancasila sebagai alat perekat dan dasar negara. Itulah bagian kita dalam Bela Negara, bukan hanya sekedar seminar dan diskusi saja,” jelas Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPPIP).
Sementara itu, Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, mengatakan Bela Negara adalah amanat dari Undang-Undang Dasar 1945. Program Bela Negara merupakan program mendasar untuk mempertegas dan memperkuat komitmen kita bagi Indonesia sebagai negara yang berdaulat.
“Pancasila adalah satu-satunya rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dianugerahkan Tuhan untuk negeri ini,” paparnya.
Sedangkan Gubernur Sulut Olly Dondokambey, menjelaskan bahwa sarasehan ini tujuannya agar masyarakat bisa paham apa itu Bela Negara. Dan tentunya guna membangkitkan rasa Bela Negara dan cinta Pancasila.
“Bela Negara bukan soal angkat senjata tapi bagaimana mengisi pembangunan Indonesia kedepan yang lebih baik,” pungkas Gubernur Sulut.
Sarasehan ini turut dihadiri Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPRD Andrei Angouw, Wakil Gubernur Drs. Steven O.E Kandouw, Ketua TP-PKK Ir. Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Wakil Ketua TP-PKK dr. Kartika Devi Kandouw-Tanos, Bupati Minahasa Drs Jantje W Sajow M.Si, ketua TP PKK Minahasa Dr Olaga Sajow Singkoh, Direktur Bela Negara, Kementerian Pertahanan, Laksamana TNI M Faisal, jajaran Forkopimda, Ketua Jaringan Bela Negara Sulut Rocky Wowor, organisasi kemasyarakatan serta para mahasiswa dan pelajar.
Usai kegiatan sarasehan, diacara puncak Gebyar Aksi Bela Negara, dimeriahkan dengan Penampilan Tarian bali, Marcing Band IPDN, Gio Idol dan Grup Band Slank, seta Stan Up Comedy Mongol Stres.
Dalam Acara puncak tersebut, Menhan Ryamizard Ryacudu, dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan bela negara ini adalah untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa pentingnya mempertahankan idiologi dan keutuhan bangsa.
“Kegiatan ini untuk mencegah akan masalah-masalah bela negara,” tutur mantan KASAD ini. (Rom)
