Wagub Kandouw Ajak Pemuda Lintas Agama di Sulut Kedepankan Toleransi Antar Umat Beragama

Wagub Steven Kandouw, ketika membuka Dialog Membangun Persaudaraan dengan tema "Torang Samua Ciptaan Tuhan" dengan melibatkan segenap Pemuda lintas Agama di Sulut, yang digelar Biro Kesra Setdaprov Sulut
Wagub Steven Kandouw, ketika membuka Dialog Membangun Persaudaraan dengan tema “Torang Samua Ciptaan Tuhan” dengan melibatkan segenap Pemuda lintas Agama di Sulut, yang digelar Biro Kesra Setdaprov Sulut

SULUT, (manadotoday.co.id) – Wakil Gubernur Steven Kandouw, mengajak pemuda lintas agama di Sulawesi Utara (Sulut) supaya terus mengedepankan toleransi umat beragama. Hal itu disampaikan Kandouw, ketika membuka Dialog Membangun Persaudaraan dengan tema “Torang Samua Ciptaan Tuhan” dengan melibatkan segenap Pemuda lintas Agama di Sulut, yang digelar Biro Kesejahtraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Sulut, di Hotel Swiss Bell Hotel Maleosan Manado Senin (18/9/2017).

Kandouw pula menyampaikan banyak terima kasih kepada Biro Kesra yang telah mengadakan dialog keagamaan. Dimana harmonis itu sangat mahal nilainya. Harus kita jaga terus. Toleransi antar umat beragama harus kita kedepankan, sehingga menjadi contoh kerukunan yang ada di Indonesia,” ungkapnya.

Kandouw menyebutkan lagi, radikal dan fundamentalis itu bukan bulatan identik atau trademark sekelompok agama saja, tapi berpotensi disemua agama. Torang Samua Ciptaan Tuhan, dan kalimat ini adalah ide yang dicanangkan Bapak Gubernur Olly Dondokambey yang mempunyai arti folosofi yang sangat dalam karena daerah kita yang harmonis ini akan menjadi taman sari kerukunan di dunia,” terangnya.

Kepala Biro Kesra Sulut dr. Devi Kartika Tanos Kandouw, dalam laporannya, menyampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menunjang Program ODSK dari sisi kerukunan antar umat beragama yang ada di Provinsi Sulut.

“Diharapkan dengan adanya kegiatan Dialog Membangun Persaudaraan dengan tema “Torang Samua Ciptaan Tuhan” dapat lebih merekatkan perbedaan kita semua agar senantiasa dapat hidup rukun dan damai demi membangun Bumi Nyiur Melambai untuk menuju Sulut Hebat yang lebih baik dimasa akan datang. Sembari dirinya mengajak bahwa dengan makna itu (Torang Samua Ciptaan Tuhan) semua kelompok (suku,ras/agama) bisa datang hidup di Sulawesi Utara namun dengan menjaga keamanan dan keharmonisan,” jelas dr. Devi.

Diketahui, seminar yang menghadirkan narasumber yaitu Sekretaris Program Pasca Sarjana Center For Religion and Cross Cultural Study (CRCS) Muhammad Iqbal Ahnaf, dan turut diikuti Persedium BKSAUA Sulut, K.H.Drs Abdul Wahab Abdul Gafur Lc (Islam), Pdt. Dr. Hein Arina M.Th (Kristen Protestan), Drs. Ridwan Sofian (Budah), Ir. Soeryono M.T (Hindu), Drs. Felix Tulung (Kristen Katolik), Dra. Anitje Labang (Kong Hu Cu), serta para tokoh agama dan perwakilan organisasi pemuda lintas keagamaan se-Sulut. (ton)