Senator SBAN Liow Wacanakan Perayaan HUT Daerah Menggunakan Pakaian Adat

Dua Senator asal Sukut Ir Stefanus BAN Liow dan Ir Marhany Pua dan Presiden RI Ir Joko Widodo yang menggunakan pakaian adat
Dua Senator asal Sukut Ir Stefanus BAN Liow dan Ir Marhany Pua dan Presiden RI Ir Joko Widodo yang menggunakan pakaian adat

TOMOHON, (manadotoday.co.id)—Mencontohi apa yang dilakukan Presiden RI Ir Joko Widodo pada perayaan HUT ke-72 Proklamasi RI yang menggunakan pakaian adat, Senator Ir Stefanus BAN Liow asal Sulawesi Utara mewacanakan agar peringatan HUT di daerah-daerah agar pemimpin maupun perangkat daerahnya menggunakan pakaian adat masing-masing daerah.

Menurut Anggota DPD-RI dan MPR RI dari Provinsi Sulawesi Utara yng juga Ketua Pria/Kaum Bapa Sinode GMIM Ir Stefanus BAN Liow,  tampilnya Presiden dan Wapres RI semakin menginspirasi dan memotivasi untuk senantiasa hidup dan kerja bersama di tengah keanekaragaman bangsa Indonesia.

joko 2‘’Boleh juga di daerah-daerah pemimpin dan masyarakat, termasuk insan pers menggunakan pakaian adat dari masing-masing etnis dan sub etnis serta terus mengembangkan budaya daerah sebagai khasanah budaya bangsa. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah serta agama atau golongan yang berbeda-beda,’’ katanya.

Setidaknya ada sekitar 2.500 bahasa daerah, 1.340 suku bangsa, beragam adat istiadat dari jumlah penduduk lebih dari 250 juta. Stefa sapaan akrab SBAN Liow mengakui bahwa dalam Sidang Tahunan MPR- RI di Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (16/8/2017) semua Anggota MPR-RI, Menteri Kabinet Kerja dan undangan menggunakan PSL/Jas dan hanya Presiden-Wapres RI bersama Istri masing-masing menggunakan pakaian adat.

Sedangkan pada upacara kenaikan bendera peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Kamis (17/8/2017) kebanyakan tidak menggunakan pakaian adat termasuk anggota parlemen yang hadir.

Stefa mengakui suatu kehilafan tidak membaca catatan kecil dalam undangan, karena biasanya diminta menggunakan jas. Sungguh suatu sukacita dan kebanggaan tersendiri jika dalam momentum tersebut menggunakan pakaian adat Sulut. ‘’Hal ini juga menjadi harapan masyarakat daerah dan saya sangat berharap dalam momentum acara kenegaraan lainnya dapat menggunakan pakaian adat Sulut,’’ tukasnya. (ark)