Sulut Tuan Rumah Asian Science Camp 2018

Asian Science Camp 2018, ASC
Foto bersama Gubernur Olly Dondokambey dengan pendiri Surya Institute Prof. Yohanes Surya, Ph.D usai Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang pelaksanaan kegiatan ASC 2018, yang turut dihadiri pimpinan DPRD Sulut dan Asisten I dan III Pemprov Sulut.

SULUT, (manadotoday.co.id) – Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kembali dipercayakan menjadi tuan rumah pelaksanaan iven internasional. Kali ini, daerah Bumi Nyiur Melambai menjadi tuan rumah Iven Asian Science Camp (ASC) 2018.

“Acara di bidang ilmu pengetahuan yang bakal dihadiri peserta dari berbagai negara di Asia itu, harus dipersiapkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sejak jauh-jauh hari,” ujar Gubernur Olly Dondokambey, pada penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemprov Sulut dengan Surya Institute tentang pelaksanaan kegiatan ASC.

“Melalui MoU ini kita akan merealisasikan sebuah iven science internasional di daerah kita yang tentu saja jauh-jauh hari harus dipersiapkan sebaik mungkin,” katanya.

Dikatakan Olly, iven internasional itu sekaligus mempromosikan pariwisata Sulut ke luar negeri. Hal ini penting, agar selain upaya bersama kita dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan daerah maupun nasional, juga dalam waktuyang bersamaan kitadapat mempromosikan potensi pariwisata daerah yang kita miliki bagi kalangan internasional, khususnya bagi kalangan pelajar di kawasan Asia.

Disamping itu, Olly mengungkapkan, terselenggaranyapenandatanganannota kesepahaman itu menjadi bukti bahwa pemerintah sangat peduli dengan peningkatan kualitas pendidikan, tidak hanya di daerah tapi juga untuk kemajuan pendidikan di tanah air.

“Sehingga hari demi hari peningkatan kualitas pendidikan kita semakin balk dan harus mampu mengimbangi atau bahkan bisa menjadi parameter bagi dunia pendidikan di kawasan regional dan internasional,” paparnya.

Olly berharap lagi, penandatanganan nota kesepahaman itu akan membuat kedua belah pihak baik Pemprov Sulut maupun Surya Institute yang diwakili langsung pendirinya, Prof. Yohanes Surya, Ph.D mampu melaksanakan tanggungjawabnya sebaik mungkin.

“Semua pihak sanggup melaksanakan hak dan tanggungjawab masing-masing sebagaimana yang telah diatur dalam perjanjian kerjasama dimaksud,” imbuhnya.

Diketahui, The Asian Science Camp (ASC) merupakan forum tahunan untuk perguruan tinggi dan mahasiswa yang bertujuan untuk mempromosikan diskusi dan kerjasama antar Asia siswa untuk kemajuan ilmu pengetahuan di kawasan Asia.

ASC pertama diadakan di Taipei pada tahun 2007, dan kemudian diadakan di Bali (2008), Tsukuba (Jepang) (2009), Mumbai (2010), Daejeon (Korea Selatan) (2011), Universitas Ibrani Yerusalem (Yerusalem, Israel) (2012). Ide kamp tahunan ini diusulkan oleh Yuan Tseh Lee dan Masatoshi Koshiba pada tahun 2005.

Gagasan ASCdiusulkan bersama pada bulan September 2005 setelah pertemuan tahunan Pemenang Nobel dan Mahasiswa Nobel di Lindau, Jerman, oleh Profesor Yuan Tseh Lee (pemenang Nobel Kimia 1986) dari Chinese Taipei, dan Profesor Masatoshi Koshiba (pemenang Nobel Fisika 2002) dari Jepang. Proposal tersebut mengungkapkan tujuannya untuk mencerahkan pemuda berbakat melalui diskusi dan dialog dengan ilmuwan terkemuka di dunia, dan mempromosikan persahabatan dan kerjasama internasional antara siswa muda terbaik generasi berikutnya di Asia. Rapat Lindau akan menjadi model. Asian Science Camp akan mengundang selusin pemenang Nobel atau ilmuwan terkemuka dunia sebagai pembicara dan merancang sebuah program menarik untuk menarik semua peserta, termasuk sesi pleno, diskusi meja bundar, dialog master siswa, kompetisi poster kreatif, acara sosial dan kunjungan.

Turut hadir pada pertemuan tersebut, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Asisten I John Palandung, Asisten III Roy Roring dan Kepala Dinas Pendidikan, Gemmy Kawatu, serta para Wakil Ketua dan Anggota DPRD Sulut lainnya. (ton)