Sulut Junjung Tinggi Kerukunan Umat Beragama

sulawesi utara
Penandatangaan pencanangan dan peresmian Kelurahan Taas Kecamatan Tikala Kota Manado, sebagai Kelurahan sadar kerukunan di Provinsi Sulawesi Utara.

SULUT, (manadotoday.co.id) – Sulawesi Utara dikenal sebagai salah satu daerah teraman di Indonesia. Bahkan indeks prestasi kerukunan di Sulut berada di peringkat kedua nasional setelah Nusa Tenggara Timur. Hal itu dikatakan Gubernur Olly Dondokambey, dalam sambutan yang diwakili Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Dr. Frangky Manumpil pada Pencanangan dan peresmian Kelurahan Taas Kecamatan Tikala Kota Manado Sadar Kerukunan Provinsi Sulut, yang dilaksanakan di halaman gereja GMIM Bethesda Taas, Rabu (12/4/2017).

“Sulut senantiasa eksis sebagai daerah yang menjunjung tinggi kerukunan meskipun merupakan masyarakat yang berada di tengah pluralitas etnis, agama, budaya dan adat istiadat,” ujar Manumpil mengutip sambutan Dondokambey.

Dikatakan aman, bukan berarti Sulut tidak mengalami tidak mengalami gangguan keamanan sama sekali. Sejumlah tarkam (tawuran antar kampung) masih terjadi di beberapa wilayah. Karena itu pula, menurut gubernur terkait rangkaian kegiatan Pekan Kerukunan Nasional yang digelar di Sulut tahun ini telah diagendakan sejumlah kegiatan yang bertujuan mempengaruhi perubahan sosial di masyarakat dan memantapkan tekad memelihara persaudaraan di masyarakat.

“Masyarakat Sulawesi Utara harus tetap berprinsip bahwa nilai-nilai pluralistik bukan sesuatu yang diberikan begitu saja melainkan harus diperjuangkan melalui sebuah gerakan bersama,” imbuhnya.

Gerakan bersama itu menurut Dondokambey, telah diwujudkan melalui momentum peresmian dan pencanangan kelurahan sadar kerukunan. Secara khusus sebagai langkah awal sekaligus ajakan kepada segenap masyarakat luas untuk bersama-sama menjaga dan memperjuangkan eksistensi Sulut.

Ketua Tim Penggerak PKK Sulut Ir. Rita Dondokambey Tamuntuan yang diwakili Wakil Ketua Tim Penggerak PKK dr. Devi Kandouw-Tanos mengatakan, untuk membangun kerukunan di Sulut tidak hanya berupa konsep atau pemikiran semata namun harus dilaksanakan.

“Bukan sekedar berpikir atau berwacana secara verbal tetapi harus ada tindakan nyata yang harus ditunjukan dalam realitas kehidupan manusia,” ujarnya.

dr. Devi menambahkan, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran FKUB (Forum Kerukunan Antar Umat Beragama), BKSAUA (Bada Kerjasama Antar Umat Beragama) dan BAMAG-LKK (Badan Musyawarah Antar Gereja dan Lembaga Keagamaan Kristen) atas peranannya dalam menjaga kerukunan di Sulut.

“Saya sampaikan terimakasih dan pengahargaan yang tinggi atas karya dan pengabdiannya,” katanya.

Terselengaranya pencanangan dan peresmian kelurahan sadar kerukunan tersebut tidak terlepas dari peranan panitia. Sebagai perwakilan panitia Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Evans Steven Liow, S.Sos mengatakan kegiatan tersebut dapat dilaksanakan untuk pertamakalinya di Sulut. Hal itu tidak lepas dari kerjasama yang baik dengan Tim Penggerak PKK.

“Pencanangan kelurahan sadar kerukunan ini adalah yang pertamakalinya di Sulut. Ini hasil kerjasama dengan TP-PKK Sulut. Kami berencana akan mengadakan lagi tahun depan,” katanya.

Kegiatan itu turut dihadiri Ketua FKUB Sulut Ketua FKUB Pdt. Dr. HWB Sumakul, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulut Drs H Suleman MPd dan pengurus PKK Sulut dan Manado. (ton)