Peluang Ekspor, Distanak Mitra akan Kembangkan Beras Organik

RATAHAN, (manadotoday.co.id) – Menunjang program Presiden Joko Widodo menciptakan 1.000 desa Go Organik, Pemkab Minahasa Tenggara (Mitra) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) melakukan sosialisasi Pengembangan Desa Pertanian Organik, tepatnya di Kebun Ranombalay, Desa Molompar.

“Ini adalah awal kita menciptakan hasil pertanian, dalam hal ini tanaman padi organik tanpa terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia. Di Sulut Mitra salah satu daerah yang menerapkan Go Organik ini,” ungkap Kepala Distanak Mitra Ir Elly Sangian ME, Rabu (27/7/2016).

Menurut Sangian, sistem ini akan diterapkan ke kelompok-kelompok tani.

“Awal ini, disiapkan 20 hektar lahan. Ada juga lahan-lahan persawahan yang dibuka untuk menciptakan sawah baru di Kebun Ranombolay ini. Kemudian diikuti oleh kelompok-kelompok tani lain, dan nantinya akan belajar dari kelompok ini,” jelasnya.

Sementara Ketua Kelompok Tanaman non organik Dr James Massie mengungkapkan, permintaan beras organik sangat tinggi, sementara produksinya rendah.

“Permintaan Malaysia untuk beras organik mencapai 300 ton per bulan. Dengan harga Rp27.000 hingga Rp40.000 dalam kemasan 2,5 kilogram. Petani kita hanya berfokus pada tanaman non organik,” ungkap Massie.

Peluang ini tambahnya, menjadi pintu bagi para petani untuk lebih meningkatkan kesejahteraan.

“Padi organik ini menjadi sasaran pasar dunia. Dalam waktu dekat, di Bali akan dilakukan pertemuan 20 negara hanya untuk membahas tentang tanaman organik,” jelasnya.

Ditambahkan Masie, kelompoknya akan fokus pada tanaman padi berjenis Aromatik atau biasa disebut Beras Pandan.

“Beras Organik ini dikonsumsi orang-orang kelas ekonomi menegah ke atas. Tak heran harga beras ini lebih mahal dari beras biasanya. Jika sistem kita berhasil, petani di Mitra akan lebih sejahtera,” tukasnya. (ten)