Dondokambey akan Genjot Ekspor Perikanan ke Eropa

BELGRADE, (manadotoday.co.id) – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey SE menyatakan, pihaknya akan menggenjot ekspor perikanan ke wilayah Eropa. Hal itu dikatakan Dondokambey, dalam pertemuan dengan Duta besar Indonesia untuk Serbia dan Montenegro James Kandouw, di Hotel Radisson Belgrade, Sabtu (9/7/2016).

Menurut Dondokambey, ekspor komoditas hasil perkebunan pala dan kelapa ke Eropa khususnya wilayah Eropa Timur seperti ke negara Rusia, Polandia, Latvia, Ceko dan Ukrania, cukup tinggi.

Catatannya 1,7 ton dengan nilai ekspor 3,2 juta dollar Amerika. “Bila ekspor perikanan kita genjot maka peluang pasar terbuka di kawasan Eropa semakin terbuka,” ujarnya.

Dijelaskan Dondokambey, potensi ekspor perikanan Sulut cukup besar dengan keberadaan tujuh pabrik ikan dan 25 unit pengolahan ikan di daerahnya. Jumlah pabrik ikan di Bitung dan unit pengolahan ikan hampir setengah dari jumlah pabrik di tanah air dengan kapasitas produksi mencapai 1.400 ton ikan setiap hari.

“Karena itu, saya berharap ketersediaan bahan baku ikan di Bitung tercukupkan. Apalagi Menteri Kelautan dan Perikanan mengizinkan kapal penyanggah mengangkut ikan di laut dari kapal penangkap,” tukasnya. Dondokambey menambahkan, pabrik ikan di Bitung membutuhkan zin 150 buah kapal penyanggah agar dapat memulihkan ketersediaan bahan baku di sana.

“Pabrik ikan mengalami krisis bahan baku setelah moratorium kebijakan kapal ikan asing dan alih muat di laut dari Menteri Kelautan dan Perikanan, November 2014,” ungkap mantan anggota DPR-RI ini.

Sementara Duta besar Indonesia untuk Serbia dan Montenegro James Kandouw berharap Pemprov Sulut menjajal pasar baru ekspor perikanan di kawasan Eropa Tenggara melalui pintu masuk negara Serbia.

“Selama ini ekspor Sulut ke Eropa didominasi produk ekspor komoditas perkebunan yakni dari kelapa dan pala. Di wilayah Eropa Tenggara sebagian besar terdiri negara Balkan dinilai prospektif untuk ekspor ikan kaleng. Belasan negara Balkan adalah wilayah pegunungan tidak memiliki laut seperti Albania, Bulgaria, Rumania dan Bosnia dengan jumlah penduduk mencapai 75 juta orang,” jelasnya seraya menambahkan banyak menjumpai toko-toko di Belgrade menjual ikan kaleng produksi Bitung. Ikan kaleng kini menjadi konsumsi utama warga Serbia.

Ia menambahkan, ikan kaleng Bitung hanya disaingi oleh ikan kaleng produksi Thailand. Menurutnya ikan kaleng masuk ke Serbia berasal dari Eropa Barat.

“Produksi ikan kaleng Bitung lebih menguntungkan kalau dapat ekspor langsung ke Eropa Tenggara melalui Serbia,” tukas Kandow.

Warga Serbia juga lanjutnya, menyukai mi instan asal Indonesia yang salah satu produksi berasal dari Bitung dengan rasa Cakalang. (ton)