RHP Bailang Pulangkan 3 Ekor Sapi Asal Bolmong

Kepala Distanak Sulut, Arie Bororing, ketika melakukan sidak di rumah pemotongan hewan di Bailang, Manado
Kepala Distanak Sulut, Arie Bororing, ketika melakukan sidak di rumah pemotongan hewan di Bailang, Manado

SULUT, (manadotoday.co.id) – Kebutuhan daging sapi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), meningkat di Bulan Puasa saat ini. Kondisi itu membuat rumah pemotongan hewan (RPH) Bailang, Manado, melakukan antisipasi dengan mendatangkan sapi dari sejumlah daerah di Sulut.

Namun, sapi yang berasal dari Kabupaten Bolmong Raya dipulangkan kembali oleh RPH Bailang, lantaran sapi tersebut diduga terjangkit antraks.

Kepala Tata Usaha RPH Bailang, Djone Pamalig, mengatakan, hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi menyebarnya penyakit mematikan tersebut di Sulut.

“Ada tiga ekor sapi dari wilayah Bolmong yang dipulangkan belum lama ini, karena tidak jadi dipotong. Antisipasi ini dilakukan, sebab wilayah Bolmong berdekatan dengan Gorontalo,” ucapnya.

Diketahui, di Gorontalo, dugaan virus antraks atau bakteri Bacillus Anthracis telah menyebar di wilayah Provinsi Gorontalo, dengan ditandai kematian 10 ekor sapi.

Dikatakan Pamalig, tiga sapi yang dipulangkan ke Bolmong tersebut, belum terdeteksi antraks. Namun, pihaknya hanya mengatisipasinya.

“Tidak ada antraks. Kami hanya mengantisipasi saja. Jadi, sapi yang kami terima disini hanya dari wilayah Minahasa, Minsel, Minut dan Mitra, tidak ada dari Gorontalo,” ungkap Pamalig.

Kadis Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulut, Arie Bororing, mengatakan, untuk konsumsi daging sapi di Sulut, masuk dalam kategori aman, karena tidak terdeteksi antraks.

“Wilayah Bolmong kan berdekatan dengan Gorontalo. RPH hanya mengantisipasi saja, jangan sampai ada susupan sapi dari Gorontalo,” ujar Bororing, ketika melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di RPH Bailang.

“Masyarakat tak perlu kuatir, kami menjamin daging sapi Sulut aman dan bisa dikonsumsi. Dan dalam sidak tersebut, pihaknya telah mengambil Sampel untuk di uji di Laboratorium.

“Kami yakin 100 persen, hasil sampelnya aman. Karena kami tidak menerima Sapi dari Gorontalo, karena stok Sapi di Sulut   banyak, bahkan kita yang mengirim keluar daerah,” tegas Bororing.

Selain itu, langkah yang dilakukan Distanak Sulut untuk mengantisipasi masuknya penyakit Antraks di Sulut, adalah menggelar razia.

“Kami melakukan pengawasan lewat Pos-pos yang ada di wilayah perbatasan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota,” jelasnya.

Terkait lebaran, Distanak menjamin stok daging sapi dalam relative aman.

“Dari informasi yang ada di RPH Manado, saat ini ada 59 ekor sapi yang siap untuk dipotong. Jelang lebaran nanti, stok daging sapi terpenuhi, warga tak usah kuatir,kami jamin,” tandasnya. (ton)