Sulawesi Utara Siaga Darurat Bencana

Sulawesi Utara, Darurat Bencana
Rakor penaggulangan bencana tingkat Provinsi Sulut

SULUT, (manadotoday.co.id) – Cuaca buruk yang melanda Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), membuat Pemprov Sulut menetapkan daerah ini dalam kondisi siaga darurat bencana. Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Steven Kandouw, pada rapat koordinasi penaggulangan bencana yang diselenggarakan di ruang rapat WOC Kantor Gubernur Sulut, Rabu (22/6/2016).

Menurut Kandouw, penetapan Sulut siaga darurat bencana ini, terhitung sejak 22 Juni 2016, karena dampak dari cuca buruk yang sudah menimbulkan bencana alam seperti banjir bandang dan tanah longsor hingga telah memakan korban meninggal dunia dan kerusakan rumah penduduk.

“Pemerintah dan stakehokders terkait harus bergerak cepat bersama mengantisipasi segala bencana yang terjadi,” ungkap Kandouw.

Kata dia, Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi, Noldy Liow, diminta untuk mengambil identifikasi lebih akurat terkait data bencana dan kerugian yang muncul.

“Informasi pemberitaan terkait bencana hanya dari kepala BPBD Sulut, agar tidak ada pernyataan tidak akurat lagi yang membuat informasi simpang siur,” jelas Kandouw.

Terkait bencana yang terjadi di Kabupaten Sangihe, mantan Ketua DPRD Sulut ini mengistruksikan harus ada utusan ke lokasi kejadian, harus ada pencegahan agar tidak ada korban baru lagi, kembalikan kehidupan normal masyarakat yang terkena bencana, relokasi masyarakat yang terkena bencana, serta memperhatikan persediaan makanan dan air bersih agar tetap tersedia.

Sementara laporan Kepala BPBD Sulut, bencana alam terjadi di Kota Manado banjir, longsor, abrasi dan pohon tumbang dengan 1 korban jiwa, kota tomohon terjadi bencana longsoran di tinoor dan beberap titik di Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa selatan terjadi bencana gelombang pasang yang mengakibatkan hancur dan hanyutnya perahu motor di Amurang Timur dan juga tanah longsor di beberapa kecamatan di Kabupaten minsel, Kabupaten Kepulauan Sitaro terjadi bencana banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan hilangnya jembatan kiawang dan tertutupnya jembatan batu awang dengan material, Kabupaten kepulauan Sangihe  terjadi banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan 3 orang meninggal dan 1 orang hilang, upaya pencarian telah dilakukan pihak BPBD setempat.

Pada rapat tersebut juga Kandouw, mendengarkan informasi dari BMKG Sulut tentang cuaca yang ada di wilayah Sulut dimana fenomena badai La Lina masih terjadi, awan jenis comulonimbus nimbostratus dan stratus yang dapat menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang dan lebat disertai petir secara merata dan cukup lama masih berada di atas wilayah Sulawesi Utara, prospek cuaca 3 hari kedepan masih akan hujan, untuk itu masyarakat harus tetap waspada jika terjadi hal yang tidak diinginkan. (ton)