Menkumham RI: Gereja Berperan Perangi Narkoba dan Kejahatan Seksual

Pembukaan SMSI GMIM ke-78

Menkumham RI, SMSI GMIM , Sidang majelis sinode istimewa, minahasa
Menkumham RI Yasona Laoly, bersama Gubernur Sulut Olly Dondokambey, dan Ketua DPRD Sulut Andrey Angouw, di acara pembukaan SMSI GMIM ke-78

TONDANO, (manadotoday.co.id) – Sidang majelis sinode istimewa (SMSI) GMIM ke-78, resmi dibuka Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM Pdt Dr HWB Sumakul, lewat ibadah agung yang dilaksanakan di Wale Ne Tou, Tondano, Selasa (17/5/2016).

Sidang yang membahas Perubahan tata gereja GMIM dan penetapan kredo GMIM turut dihadiri Menteri Hukum dan HAM RI, Yasona Laoly, bersama Gubernur Sulut Olly Dondokambey.

Dalam sambutannya, Menkumham mengatakan saat ini Indonesia menjadi salah satu pasar utama di Asia dengan jumlah pemakai narkoba berkisar 5 juta orang dan yang meninggal dunia tiap hari sekitar 40 orang, dan umumnya korban berasal dari anak-anak.

“Dewasa ini anak-anak merupakan market generation para penjahat narkoba,” ujar Menkumham di hadapan ribuan peserta. Selain itu Kekerasan seksual terhadap anak kini makin merajalela karenanya pemerintah kini sedang menggodok Perppu kekerasan terhadap anak, dalam mempertajam dan memperberat hukuman bagi pelaku.

BACA JUGA:

Pemprov Sulut Batalkan 47 Perda di Kabupaten/Kota

Wabup Haruskan Putra-Putri Mitra Punya Wawasan dan Promosikan Potensi Pariwisata

Setya Novanto Terpilih Ketua Umum Partai Golkar

SBAN Liow Pantau Ujian SD di Tomohon

Tujuh Siswa Tomohon Sementara Bertarung di OSN Palembang

Pemprov Sulawesi Utara akan Buat Cluster Upah Minimum Provinsi

“Tiada jalan lain untuk mengatasi masalah ini selain melakukan perubahan atas Undang-undang kekerasan terhadap anak,” tukasnya.

Karenanya Menkumham meminta agar Gereja terutama GMIM untuk menjadi pilar perubahan lewat mimbar maupun pelayanan gereja. Gereja harus membawa suara kenabian melihat kondisi ini sehingga gereja harus berbuat dalam menanggulangi masalah yang sudah menjadi kejatahan luar biasa di negeri ini.

“Gereja merupakan alat untuk memperjuangkan hak-hak hidup sebagai warga negara dan bersedia memberikan sumbangsih pikiran dan usaha dalam memerangi hal yang sangat berbahaya yang kini makin parah terjadi di negara kita,” tandasnya.

“Kehadiran gereja harus bisa menjadikan pengikutnya melakukan hal-hal yang di amanatkan lewat injil agar hidupnya senantiasi memancarkan kasih kristus,” pungkas Menkumham. (rom)