Wagub Sulut: Bantuan Pertanian Harus Tepat Sasaran!

Bantuan Pertanian, Penyuluh Pertanian Perikanan,Steven Kandouw,
Wagub Sulut Steven Kandouw, ketika membuka Rakornis Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan yang digelar Bakorlu Sulut

SULUT, (manadotoday.co.id) – Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven Kandouw, mewarning supaya bantuan pertanian harus tepat sasaran. Hal itu ditegaskan Kandouw, dihadapan peserta Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan yang digelar Bakorlu Sulut, di Hotel Sutan Raja, Kamis (7/4/2016).

Dikatakan Kandouw, untuk para Bupati dan Walikota se- Sulut, diminta pula menghentikan bantuan alat-alat pertanian kepada para tim sukses yang mengatasnamakan Kelompok Tani (Koptan), karena mereka itu dianggap Koptan kurang jelas alias KJ.

“Sekembalinya saudara dari rakornis ini, kalian harus berani menyampaikan kepada atasan saudara (Kepala Daerah-red) untuk menghentikan pemberian bantuan alat-alat pertanian termasuk bantuan hewan ternak kepada tim sukses. Warning ini juga berlaku bagi tim sukses ODSK,” tegas Kandouw.

Diakuinya, selama ini penerima bantuan Koptan sering salah sasaran. Pasalnya, banyak bantuan hanya jatuh ketangan tim sukses. Oleh karena itu, kedepan penetrasi (bantuan) baik yang berasal dari APBN maupun APBD harus diberikan kepada Koptan sebagai penerima yang sesungguhnya.

“Saya instruksikan juga untuk Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Provinsi dan Kabupaten serta Kota, agar tidak mengakomodir kelompok tani yang mengaku tim sukses. Jangan mau dipaksa menerbitkan sertifikasi bagi kelompok tani yang kurang jelas itu. Ini sudah bukan jamannya lagi mengakomodir hal-hal demikian. Harus ada political will dari kepala daerah untuk lebih serius mengembangkan sektor pertanian di daerah masing-masing sehingga petani kita akan lebih bergairah lagi menekuni profesinya itu,” ingat Kandouw.

BACA JUGA:

Eman: BKSAUA Memegang Peranan Penting dalam Pembangunan Daerah

Pilhut Minsel Serentak, Paling Lambat Agustus 2016

Sabtu, Wilayah Tondano Raya Gelar Pawai Paskah

12 Siswa SMA di Tondano Ditangkap Polisi Saat Pesta Miras

Tomohon Berlakukan Tarif Angkutan Baru

Realisasi Anggaran Triwulan Satu, 10 SKPD di Mitra Rapor Merah

Kata dia pula, selama ini sektor pertanian, kelautan dan kehutanan, termarginalkan dalam hal penganggaran. Kedepan idola penganggaran yang selama ini ada di Infrastruktur/ke-PU an, akan dipangkas. guna menunjang sektor-sektor ini.

“Karena dukungan infrastruktur seperti jalan Provinsi sudah mencapai 90 persen mantap begitu pula dengan jalan Kabupaten/Kota. Untuk tahun depan kami akan memangkas sekitar 200 dari anggaran PU untuk di plot pada peningkatan sektor-sektor tadi,” terang Kandouw.

Terkait Program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK), menurut mantan Ketua DPRD Sulut ini, perlu disadari bersama untuk memerangi kemiskinan di daerah, paling efekti melalui pengembangan sektor pertanian.

“Sekab, sebagian masyarakat miskin berada di wilayah pedesaan, dan masyarakat di pedesaan masih memiliki potensi untuk mengolah lahan pertanian dan perkebunan,” tukas Kandouw.

Sementara itu, Kepala Sekretariat Bakorlu Sulut Ir Jeffry Senduk melaporkan maksud dan tujuan kegiatan untuk membangun persamaan persepsi meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinergitas antar instansi pertanian, perikanan dan kehutanan serta SKPD terkait agar terpadunya pelaksanaan program kegiatan, sekaligus mendiskusikan rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan tingkat Provinsi, Bapelu/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dan balai pengkajian tehgnologi pertanian (BPTP) Provinsi dalam rangka mendukung percepatan pencapaian sasaran produksi dan produktivitas tujuh komoditi prioritas padi, jagung, kedelai, tebu, aneka cabe, bawang merah san saging sapi.

“Jumlah penyuluh di Sulut dari semua sub sektor adalah 1081 orang, ASN 862 dan non ASN 219.Jumlah tersebut, dibagi wilayah kerja di 1779 desa dan membina 8794 koptan, 1274 kelompok nelayan dan 146 kelopok rani hutan. Dengan jumlah gapoktan 856 unit. Jumlah ini tentunya belum mencukupi kebutuhan 1 desa 1 penyuluh dan menjadi tantangan kita bersama untuk mengoptimalkan kekuatan yang ada,” terang Senduk.

Turut hadir pada kegiatan itu, Kepala Badan penyuluh dan Pemgembangan SDM Kementerian Pertanian Ir Ali Bosar Harahap MM. (ton)