Ini Cara Rokok Merusak Keseimbangan Bakteri Dalam Mulut

rokok, efek rokok, bakteri mulut
(foto: Pixabay)

MANADOTODAY.CO.ID – Merokok dapat secara dramatis mengubah keseimbangan spesies bakteri di mulut, yang dapat membahayakan mulut, paru-paru, dan menyebabkan penyakit sistem pencernaan, kata sebuah studi baru.

Penelitian ini juga menemukan bahwa campuran yang tepat dari bakteri dalam mulut bisa kembali jika seseorang berhenti merokok.

Peneliti menganalisis campuran dari sekitar 600 spesies bakteri di mulut (microbiome oral) pada lebih dari 1.200 orang Amerika. Semua peserta berusia 50 tahun atau lebih. Dalam kelompok terdapat perokok, mantan perokok, dan orang-orang yang tidak pernah merokok.

BACA JUGA:

BBM Turun, Warga Berharap Harga Tarif Angkot dan Bahan Pokok (Juga) Turun

Jika Tahi Lalat Anda Terasa Sakit atau Gatal Maka Anda Harus Waspada

Tidak Hanya Enak, Apel Juga Bisa Melindungi Ingatan Anda

Anda Mungkin Tidak Tahu, Empat ‘Racun’ Putih Ini Sering Anda Konsumsi Setiap Hari

Perokok secara signifikan memiliki pertumbuhan lebih dari 150 spesies bakteri, sementara 70 spesies lain menunjukkan penurunan tajam dalam pertumbuhan. Misalnya, spesies Proteobacteria menyumbang kurang dari 5 persen dari bakteri secara keseluruhan dalam mulut perokok, dibandingkan dengan sekitar 12 persen pada orang yang tidak merokok, para peneliti melaporkan.

Proteobacteria membantu memecah bahan kimia beracun dari rokok, kata para peneliti.

Dibandingkan dengan tidak merokok, perokok memiliki spesies Streptococcus 10 persen lebih banyak, yang mendorong kerusakan gigi, kata para penulis studi.

Kabar baiknya, para peneliti menemukan bahwa bakteri mulut tampaknya kembali normal setelah seseorang berhenti merokok, meskipun tidak jelas berapa lama yang dibutuhkan. Semua mantan perokok yang tidak merokok selama setidaknya 10 tahun memiliki keseimbangan spesies bakteri yang sama dengan yang tidak merokok, kata para penulis studi.

“Studi kami adalah yang pertama yang  menunjukkan bahwa merokok memiliki dampak yang mendalam pada microbiome mulut,” kata peneliti senior studi dan ahli epidemiologi Jiyoung Ahn, seorang profesor di NYU Langone Medical Center, di New York City dikutip dari Health.com.

“Percobaan lanjutan akan diperlukan, untuk membuktikan bahwa perubahan ini melemahkan pertahanan tubuh terhadap bahan kimia penyebab kanker dalam asap tembakau, atau memicu penyakit lain di mulut, paru-paru atau usus,” kata Ahn dalam rilis berita.