Akan Ada 800,000 Jiwa yang Terselamatkan Jika Semua Wanita Menyusui Anaknya

ASI, manfaat asi, Menyusui Anak
(foto: pixabay)

MANADOTODAY – Jika semua perempuan di seluruh dunia menyusui bayi mereka, akan ada sekitar 800.000 lebih jiwa anak-anak yang terselamatkan dan kematian akibat kanker payudara akan berkurang 20.000 jiwa setiap tahun, para peneliti melaporkan.

Penurunan kematian anak-anak setara dengan 13 persen kematian pada anak-anak yang berumur kurang dari 2 tahun, penulis penelitian melaporkan dalam dua seri secara online pada 28 Januari di jurnal Lancet.

“Penelitian kami untuk seri ini jelas menunjukkan bahwa menyusui dapat menyelamatkan nyawa dan uang di seluruh negara, kaya maupun miskin. Oleh karena itu, masalah global ini sangat penting untuk ditanggulangi, “kata Cesar Victora dari Federal University of Pelotas di Brazil dalam berita jurnal dikutip dari Health.com.

Hanya satu dari lima anak di negara-negara berpenghasilan tinggi yang menerima ASI sampai berusia 12 bulan, kata para peneliti. Dan, hanya satu dari tiga anak-anak di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menerima ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.

Ini berarti bahwa jutaan anak-anak dan perempuan tidak menerima manfaat penuh dari menyusui, yang telah terbukti sangat sehat bagi ibu dan anak, kata para penulis studi.

Para peneliti mengidentifikasi beberapa manfaat dari menyusui. Misalnya, pemberian ASI menurunkan lebih dari sepertiga resiko kematian mendadak di negara-negara bepenghasilan tinggi, kata mereka.

Studi ini juga menemukan bahwa menyusui dapat mencegah sekitar separuh dari semua kasus diare dan sepertiga dari infeksi pernapasan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Menyusui juga dilaporkan meningkatkan kecerdasan anak-anak dan dapat melindungi mereka dari obesitas dan diabetes, kata para peneliti. Pada ibu, menyusui jangka panjang mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium, para peneliti menambahkan.

Meskipun menyusui menawarkan banyak manfaat namun tingkatnya masih rendah, terutama di negara-negara berpenghasilan tinggi, penelitian menunjukkan.

“Menyusui adalah salah satu dari beberapa perilaku kesehatan yang positif yang lebih umum di negara miskin dari pada negara berpenghasil tinggi, dan di negara-negara miskin, lebih umum pada ibu-ibu miskin,” Victora menjelaskan.

Alasan mengapa tingkat menyusui rendah termasuk kurangnya promosi dan dukungan menyusui, dan semakin agresif dan meningkatnya penjualan susu formula bayi, kata penulis penelitian.

“Ada kesalahpahaman luas bahwa ASI dapat digantikan dengan produk buatan tanpa adanya konsekuensi yang merugikan,” kata Victora.

“Bukti dalam penelitian membuktikan bahwa tidak menyusui memiliki efek negatif jangka panjang pada kesehatan, gizi dan perkembangan anak-anak serta kesehatan perempuan,” Victora menyimpulkan.