Fatal Insomnia, Penyakit Mengerikan yang Membuat Anda TIDAK PERNAH Bisa Tidur dan Akhirnya Mati

Fatal Insomnia,Insomnia
(foto: pixabay)

MANADOTODAY – Bisakah Anda bayangkan saat kelelahan menggerogoti tubuh Anda malam demi malam, membuat tubuh Anda tidak dapat berfungsi dengan normal dan mengetahui Anda akan mati dalam waktu beberapa bulan?

Ini adalah nasib bagi mereka yang menderita fatal insomnia, yang diduga mempengaruhi hanya 100 orang di seluruh dunia.

Kondisi ini terjadi karena tubuh penderita tidak dapat mempersiapkan tubuh untuk tidur, yang berarti mereka tidak pernah bisa tidur, wartawan David Robson melaporkan dalam sebuah laporan BBC Future dikutip dari Mail Online.

Ini terjadi ketika protein yang disebut prion menjadi cacat dan merusak otak

Selain insomnia, kondisi ini juga menyebabkan impotensi, tremor, kesulitan berjalan, penurunan berat badan, demensia, halusinasi, dan kecemasan.

Biasanya dimulai saat usia pertengahan, dan berlangsung sampai mati dalam waktu tujuh bulan sampai tiga tahun.
Tapi pada tahun 2014, seorang anak berusia 16 tahun menjadi orang termuda yang meninggal karena penyakit tersebut.

Gejalanya termasuk bicara tidak jelas dan penglihatan ganda, yang semakin memburuk sampai penderitanya tidak lagi mampu berjalan, LiveScience melaporkan.

Setelah bertahun-tahun melakukan penelitian, para ilmuwan akhirnya mengetahui bahwa fatal insomnia terjadi ketika prion di otak mulai menjadi tidak normal.

Ini juga dapat terjadi karena mutasi genetik kecil, dalam hal ini penyakit disebut fatal insomnia familial atau juga fatal sporadis.

Prion yang cacat mulai meracuni sel saraf thalamus yang terdapat di otak.

Ketika dokter memeriksa thalamus miliki Silvano, salah satu penderita yang berasal dari Venesia setelah kematiannya, thalamus miliknya penuh dengan lubang yang mirip dengan lubang cacing.

Thalamus terkait dengan sistem saraf simpatik tubuh, yang mengontrol tindakan tidak sadar, termasuk tingkat hormon, temperatur, tekanan darah dan denyut jantung.

Pada orang sehat, saat malam hari, kadar hormon berubah dan tekanan darah turun untuk memancing tidur tidur.
Tetapi bagi mereka dengan fatal insomnia, hal ini tidak terjadi, membuat mereka tidak dapat tidur.

Tahun lalu, peneliti Italia mengumumkan melakukan uji klinis untuk melihat apakah antibiotik dapat mencegah, atau memperlambat pembentukan prion di otak.

Doxycycline, yang biasanya diresepkan untuk mencegah malaria, menunjukkan tanda-tanda membantu pasien dengan penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD), penyakit prion yang lain.

Obat ini menghentikan protein beracun menggumpal, yang memungkinkan mereka untuk dipecah oleh enzim alami otak.

Namun, saat ingin melakukan uji pada manusia, secara mengejutkan banyak yang tidak bersedia untuk menjadi objek penelitian. Sampai saat ini, para peneliti masih berusaha mendapatkan obat untuk penyakit mengerikan ini.