Krisis Listrik dan Air Bersih Tak Pernah Usai, Lantas Kepada Siapa Warga Cari Pertolongan?

Catatan: Rommy Rompas

Krisis Listrik ,Air Bersih ,Rommy Rompas
Rommy Rompas

TONDANO, (manadotoday.co.id) – Krisis listrik dan air bersih di Kabupaten Minahasa sepertinya belum akan berakhir. Bahkan, belum bisa diprediksi kapan masalah ini benar-benar akan berakhir.

Ironisnya baik PLN maupun PDAM penyuplai dua kebutuhan penting warga ini, tak punya solusi yang jelas untuk mengatasi hal ini. Padahal baik pemerintah, maupun lembaga wakil rakyat sudah sering bersuara, entah didengar atau tidak, sebab buktinya tak ada perubahan yang terjadi sampai kini.

“Entah kemana lagi kami harus mengadu. Listrik yang sudah menjadi kebutuhan utama untuk menggerakkan kerja, sedangkan air bersih yang juga menjadi kebutuhan mendasar tidak lagi di nikmati oleh masyarakat, lantas kemana lagi kami harus berharap,”tutur Herdy Mendur dan Berry Mapaliey warga Minahasa, Rabu (13/1).

Kini warga sepertinya tak perlu lagi berharap banyak kepada dua lembaga ini. Warga sepertinya harus memutar otak dan duit untuk mengadakan pembangkit listrik berskala kecil di rumahnya. Begitu juga dengan memenuhi kebutuhan air bersih, untuk melakukan pengeboran air paling rendah warga harus menyiapkan dana sebesar Rp 15 juta. Kalau ini yang harus di lakukan, lantas apa tugas negara yang katanya berkewajiban menyediakan listrik dan air untuk kebutuhan masyarakatnya. Apakah negara masih sanggup menyediakan kebutuhan air dan listrik bagi warganya yang kini di landa krisis.

“Kami masih sangat berharap, semoga masih ada solusi yang bisa di lakukan oleh negeri ini dalam mengatasi persoalan pelik warganya agar air dan listrik tetap tersedia dan menjamin kelangsungan hidup warganya, semoga saja,”pungkas keduanya.

Negeri ini memang harus terus bergumul dan berdoa, sebab dua kebutuhan ini ternyata hanya bisa di sediakan oleh sang pencipta yakni Tuhan, semoga saja masih ada belas kasihan dari Tuhan untuk umatnya warga tanah Minahasa. Mungkin saja baik pemerintah maupun masyarakat sering mengabaikan Tuhan, dan bahkan menyakit hati Tuhan sehingga baik air dan listrik tidak bisa kita nikmati dengan lancar.

“Kita semua harus optimis dan tentu harus merubah cara pandang kita kepada sang pencipta, yakni Tuhan penguasa semesta alam, sebab semuanya bisa di berikan dengan cuma-cuma asalkan di kelolah dengan baik dan jauh dari unsur tipu menipu bagi pelanggan yang nyatanya sering dilakukan oleh para penguasa listrik dan air,”papar keduanya.

Listrik dan air telah menjadi tumpuan utama untuk bertahan hidup bagi manusia, sehingga harus ada upaya yang serius agar kebutuhan ini bisa terpenuhi oleh para pengambil keputusan. (***)