KAWANGKOAN, (manadotoday.co.id) – Pemberian nama Stadion di Kawangkoan Kabupaten Minahasa dengan nama DR. S.H. Sarundajang, disorot sejumlah kalangan masyarakat.
Berbagai nada protes terus disampaikan melalui media jejaring sosial yang intinya tak menyetujui pemberian nama stadion Kawangkoan yang sebelumnya stadion Lapian – Taulu menjadi stadion olah raga DR S H Sarundajang. Tak heran jika hal ini makin hangat dibicarakan oleh warga Kawangkoan hingga memunculkan pro dan kontra atau dengan kata lain ada yang setuju dan ada juga yang tak setuju dengan di dasari argumen masing-masing.
Camat Kawangkoan Ricky Laloan SH saat dimintai tanggapan mengatakan, pemberian nama DR S H Sarundajang diambil berdasarkan rapat dan seminar yang dihadiri oleh tiga camat Kawangkoan raya, kapolsek Kawangkoan dan Kepala dinas pemuda dan olah raga.
Dari seminar tersebut, lahir kesepakatan bersama untuk merubah nama stadion Lapian-Taulu menjadi stadion olahraga DR S H Sarundajang sebagai bentuk penghormatan atas jasa Sarundajang yang telah membangun stadion megah tersebut, semasa menjabat Gubernur Sulut.
“Pemberian nama ini sudah sesuai dengan hasil rapat dan seminar, dan hal ini seharusnya tak perlu di persoalkan. Seharusnya kita bangga menjadi warga Kawangkoan sebab kita memiliki putra sekaliber DR S H Sarundajang yang telah mengharumkan nama Kawangkoan atas prestasi selaku birokrat handal yang mampu berprestasi mengangkat Sulut di kancah nasional hinggah internasional,” terang Laloan.
Hal yang sana juga diutarakan Harlu Umbas salah satu tokoh masyarakat Kawangkoan. Menurutnya, tidak gampang dan tidak mudah menentukan nama stadion olah raga DR S H Sarundajng untuk stadion olah Kawangkoan ini.
Kata dia, semua telah berproses sesuai dengan ketentuan, dan penamaan DR S H Sarundajang tentu memiliki makna yang filosofis bagi warga Kawangkoan dan hal itu wajib dihormati oleh siapapun. “Saya kira penentuan atau pemberian nama itu tentu telah melalui kajian yang amat dalam, munculnya nama DR S H Sarundajang yang juga merupakan putra kebanggaan Kawangkoan didasari atas jasa dan pengabdiannya sebagai birokrat atau pemimpin yang fenomenal dan mampu mengangkat harkat dan martabat Kawangkoan,” ketus Umbas. (rom)
