Tren Batu Akik di Minahasa Belum Memudar

Batu Akik , Minahasa ,
Ketua PPI Jemmy Ringkuangan, menunjukan batu Pakasaan Minahasa

TONDANO, (manadotoday.co.id) – Fenomena batu akik di Minahasa masih saja menyita perhatian warga. Batu akik yang kini menjadi salah satu tren warga, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda hingga orang tua, pria wanita, terus memberi warna baru satu sisi kehidupan manusia. Warga pun relah mengeruk koceknya untuk mendapatkan batu akik, yang nyatanya sekedar memenuhi kebutuhan gaya dan kepuasan.

Ada juga yang mengaku sudah merupakan bagian dari hobby baik mengoleksi batu akik.”Ini cuma sekedar gaya, dan tidak mau ketinggalan, dari pada tidak sema sekali,” ucap Steven dan Jendry, dua warga Minahasa yang gemar mengoleksi dan memakai batu akik.

Sementara itu, kegemaran warga untuk mengoleksi batu akik bisa membwa berkah bagi para penjual batu bongkahan batu akik maupun pembuat/pengrajin, sebab nyata fenomena batu akik telah mampu mendongkrak kehidupa mereka tiap hari. “Sehari kami bisa mendapatkan pendapat bersih dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah kalau lagi rame,” ujar James Mautang, penjual bongkahan bati akik, maupun penjual gagang, juga batu akik yang sudah siap pakai.

Hal yang sama dialami Ronny Rompas. Dari tren batu akik pria yang telah berkeluarga ini bisa memperoleh pendapat yang juga tidak sedikit. Menurut Rompas, peminat dan pemburuh batu akik kini lebih tertarik dengan model atau jenis Red Manguni, badar besi, badar perak, king oby, sisik naga, bacan doko, bacan galau, dna masih banyak lagi.

Dia katakan, fenomena batu akik yang jelas telah banyak menyita perhatian warga dan hal itu bukan hanya terjadi di Minahasa namun hampir seluruh daerah-daerah di Indonesia. “Khusus di Minahasa batu akik telah menjadi satu hal yang makin di buru warga dan pada akhirnya bisa memenuhi hasrat dan kepuasan bahkan bisa mengais rejeki,” pungkasnya. (rom)