10 Tanda Mengejutkan Pernikahan Menjurus ke Percerain

Pernikahan , cinta, Percerain, tanda Percerain
(foto: pixabay)

1. Pengantin wanita memiliki kegelisahan pranikah.
Jika masa wanita memmiliki kegelisahan ini, risiko pasangan untuk perceraian lebih dari dua kali lipat, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology. Kabar baiknya, keraguan pengantin pria hampir tidak berdampak pada masa depan pernikahan.

2. Pasangan menikah muda – atau diatas usia 32.
Tentu, kita sudah tau bersama menikah saat usia muda tidak menjamin pernikahan bertahan selamanya. Dan juga sebuah studi mengatakan bahwa setelah usia 32 tahun, risiko pasangan bercerai meningkat sebesar 5% setiap tahun.

3. Sebuah keluarga memiliki dua anak perempuan.
Sayangnya, peluang untuk bercerai naik 43%. Dan bahkan hanya memiliki satu anak perempuan, kemungkinan untuk berpisah naik 5%, menurut ekonom Universitas Columbia Kristin Mammen.

Orang tua dengan dua anak laki-laki, sebaliknya, menghadapi risiko hampir 37%. “Kami pikir itu terjadi karena sang ayah lebih mendapat peran dalam kehidupan keluarga ketika mereka memiliki anak laki-laki,” Stephanie Coontz penulis buku Marriage, a History and director of research for the Council on Contemporary Families mengatakan pada The Daily Beast.

4. Perceraian berjalan dalam keluarga.
Jika orang tua Anda pernah bercerai, Anda setidaknya 40% lebih mungkin untuk melakukan hal yang sama. Tetapi jika mereka menikah lagi, Anda memiliki 91% kemungkinan untuk bercerai.

5. Hutang.
Kesulitan uang merupakan faktor perusak pernikahan. Tidak hanya banyak faktor risiko perceraian berkorelasi dengan kemiskinan, tapi kebahagiaan perkawinan secara dramatis berkurang saat pasangan terlilit hutang. Dan ketika pasangan gemar memboroskan uang, menurut sebuah penelitian, perceraian bisa 45% lebih mungkin terjadi.

6. Pasangan hidup bersama sebelum menikah.
Beberapa studi mengatakan hidup bersama sebelum menikah memberi kemungkinan 12% pernikahan akan gagal.

7. Salah satu pasangan adalah seorang perawat.
Ya, pekerjaan tertentu memiliki resiko tinggi untuk perceraian, bukan hanya polisi dan personel militer. Penari dan koreografer memiliki resiko 43%, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Police and Criminal Psychology. Profesi Bartender memiliko resiko 38%, sedangkan perawat, psikiatri dan pembantu rumah tangga menghadapi tingkat perceraian hampir 29%.

8. Istri lebih banyak menghasilkan uang dibandingkan suami.
Pernikahan dimana pasangan memiliki penghasilan kira-kira sama rawan terjadi perceraian dibandingkan istri berpenghasilan lebih rendah, menurut sebuah studi. Dan jika istri berpenghasilan lebih banyak, risiko perceraian naik dua kali lipat daripada pasangan yang istrinya tidak bekerja sama sekali.

9. Istri lebih tua dari suami.
Sayangnya, wanita yang satu sampai tiga tahun lebih tua dari suami mereka 53% lebih mungkin untuk mengakhiri pernikahan. Menurut surat kabar Australia, kesenjangan usia dihubungkan dengan risiko yang lebih tinggi, terutama jika pria lebih muda.

10. Salah satu selalu berpikir mereka selalu benar.
Sejauh ini, prediksi terbesar perceraian ditemukan dalam sikap pasangan ‘satu sama lain’. Peneliti terkenal John Gottman mengklaim dapat memprediksi kemungkinan pasangan dengan akurasi 93%, berdasarkan empat ciri utama termasuk menjadi tukang kritik. Namun yang paling berbahaya adalah penghinaan serta menganggap pasangan berada dibawah Anda.