Harga Cengkih Turun, Pedagang Diduga Mainkan Harga

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Harga cengkih merupakan salah satu komoditas andalan Sulawesi Utara. Namun  ironisnya, setiap hari harga emas cokelat ini terus mengalami penurunan sehingga membuat sebagian besar petani cengkih di Minahasa Selatan (Minsel) kecewa , karena dinilai harga cengkih saat ini yang turun hingga kisaran Rp 92.000 per kilo gram,  tidak seimbang lagi dengan biaya pemeliharaan hingga produksi.

Harga Cengkih “Kami menduga turunnya harga cengkih dari Rp 120.000 per kilogram hingga saat ini menyentuh angka Rp 92.000, karena para pedagang antar pulau, yang seenaknya memainkan harga,  bukan ditentukan oleh pasar international, sebagaimana alasan yang seri8ng disampaikan ke petani, ” kata Johnly Kaunang dan Hendrik Tumewu, dua dari ribuan petani cengkih asal Minsel.

Turunnya harga saat panen berlangsung menurut keduanya, sudah menjadi langganan atau kebiasaan. Dimana emas coklat ini akan naik lagi setelah panen usai, saat stok cengkih  sebagian besar petani sudah tidak ada lagi atau sudah habis dijual.

“Nah, pada situasi seperti inilah, kesempatan pedagang memainkan harga, karena mereka berpikir petani terlebih yang tidak memiliki modal banyak, pasti tetap akan menjual cengkih dengan harga berapapun, untuk memenuhi biaya kebutuhan hidup sekaligus membayar upah para pemetik atau buruh,” papar keduanya.

Pada kondisi seperti inilah menurut Tumewu dan Kaunang, diperlukan peran Pemerintah dalam melakukan pengawasan, sehingga tidak akan terjadi permainan harga, yang ujung-ujungnya merugikan petani.

“Namun nampaknya, pemerintah terkesan cuek, sehingga kondisi ini terus terjadi setiap kali panen cengkih,” tukas keduanya sembari berharap ada perhatian pemerintah terhadap gejolak cengkih yang setiap hari turun harga. (lou)