Ketua PGI Serukan Perdamaian Bagi Indonesia

Minta Warga Gereja Tidak Terprovokasi

 Tolikara Papua, PGi, Pdt Henriette Hutabarat -Lebang
Ketua PGI pdt Henriette Hutabarat – Lebang

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Konflik yang saat ini terjadi di beberapa daerah di Indonesia, dan mengganggu kenyamanan dan harmonisasi antar sesama masyarakat, menuai keprihatinan Ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Pdt Henriette Hutabarat -Lebang.

Menurutnya konflik yang saat ini terjadi di beberapa daerah seperti halnya di Tolikara Papua, mengindikasikan mulai lunturnya sifat toleran antar umat beragama saat ini, kendati setiap warga negara bebas beribadah dimana saja dan memeluk agama sesuai keyajinan.

”Sikap PGI adalah menghargai seluruh golongan agama termasuk menghargaia kebebasan warga negara beribadah,” ujar Henriette, saat menghadiri Sidang Raya KGPM ke 33, Senin tadi malam.

Ia juga mengingatkan agar sebagai warga Gereja, hendaklah terus membangun dan menjaga kebersamaan, persatuan dan kesatuan, saling menghormati satu sama lain, sehingga akan tercipta kerukunan, kedamaian dan keadilan di tengah masyarakat yang pluralis.

”Karena itu kerukunan harus dibangun dalam bingkai keadilan sehingga setiap warga negara akan hidup berdampingan meskipun dibedakan oleh suku, agama dan ras,” tandasnya.

Berkaitan dengan insiden yang terjadi di Tolikara PGI, tentu sangat menyesalkan insiden tersebut, karena telah menodai ketenangan dan kekhusukan umat Muslim merayakan Idul Fitri. Dan peristiwa tersebut tidak mencerminkan semangat kerukunan yang terus ditumbuh kembangkan bersama di tanah air tercinta.

”Intinya tindakan kekerasan dalam bentuk apapun tidak dibenarkan karena mengganggu keutuhan dan tidak mencerminkan sikap Kristiani sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus,” ucapnya.

Indonesia sebagai negara kesatuan yang berdasarkan hukum wajib dipelihara keutuhannya. Sehingga tidak ada satu kelompok berdasarkan latar belakang apapun, yang dapat mngklaim satu daerah sebagai daerahnya sebab itu setiap warga negara memiliki hak untuk hidup di wilayah NKRI termasuk melaksanakan ibadah.

”PGI juga meminta pemerintah segera mengusut tuntas siapapun pelaku dalam peristiwa Tolikara, sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku serta kepada aparat keamanan untuk bertindak cepat memulihkan rasa aman kepada masyarakat Tolikara dan sekitarnya,” ujar Henriette sembari menyesalkan sikap pemerintah dan aparat keamanan yang kurang tanggap mengantisipasi peristiwa ini.

”Dan kepada semua pihak agar dapat menahan diri serta tidak terpancing oleh provokasi yang dapat memperkeruh situasi,” sambugnya.

Selain itu, kepada pemerintah PGI meminta agar diusut akar masalah dari berbagai konflik di Papua termasuk mengupayakan dialog dengan masyarakat Papua dengan mengedepankan pendekatan sosio kultural ketimbang hanya pendekatan keamanan.

”Ini penting agar kedamaian, keamanan dapat terwujud. Dan tentu PGI akan mendoakan semua korban daalam peristiwa ini dan berharap semoga situasi damai di Tolikara, akan cepat pulih kembali,” pungkas Henriette. (lou)