Kekerasan Terhadap Anak, Cegah Sebelum Anda Menyesal

ManadoToday – Kekerasan terhadap anak dapat berupa kekerasan fisik, kekerasan emosional, baik pengabaian atau penolakan. Hal ini dapat diketahui melalui berbagai perubahan perilaku ataupun kinerja sekolah.

Penganiayaan terhadap anak memiliki banyak bentuk:

– Kekerasan fisik: pelecehan secara anak fisik terjadi ketika seorang anak secara sengaja dilukai. Kekerasan fisik dapat menjadi tindakan yang melukai fisik secara langsung langsung atau tindakan kelalaian yang menyebabkan cedera.

– Pelecehan seksual: pelecehan anak secara seksual adalah aktivitas seksual dengan seorang anak, termasuk belaian, kontak oral-genital, hubungan badan dan pornografi anak.

– Kekerasan emosional: Pelecehan anak Emosional termasuk serangan verbal dan emosional – seperti terus meremehkan atau memarahi anak – serta mengisolasi, mengabaikan atau menolak seorang anak.

– Pengabaian: Anak diabaikan tidak mendapat makanan yang cukup, tempat tinggal, kasih sayang, pengawasan atau perawatan medis.

Seorang anak yang dilecehkan mungkin merasa bersalah, malu atau bingung. Dia mungkin takut untuk memberitahu siapa yang menyakitinya, terutama jika pelaku adalah orang tua atau orang lain yang dia cintai.

Itulah mengapa penting untuk mengawasi hal-hal dibawah ini, seperti:

– Perubahan mendadak dalam perilaku atau kinerja sekolah.

– Masalah medis

– Memar yang tidak dapat dia dijelaskan, luka, luka bakar atau cedera lainnya.

– Ditemukan bercak darah di pakaian anak.

– Perilaku seksual yang tidak pantas pada usia anak.

– Perilaku ekstrim, dari sebelumnya agresif menjadi pasif.

– Mimpi buruk atau sering ketakutan.

– Menjadi tertutup.

– Rendah diri.

– Sering absen dari sekolah.

Kadang, orang tua juga tidak tau jika perilaku mereka dapat berujung pada kekerasan terhadap anak. Hal-hal yang biasa dilakukan orang tua dan berujung ke kekerasan adalah:

– Menunjukkan sedikit perhatian pada anak.

– Menyangkal adanya masalah di rumah atau sekolah, atau menyalahkan anak untuk setiap masalah.

– Menolak tawaran bantuan untuk menyelesaikan masalah di sekolah.

– Secara konsisten menyalahkan, melecehkan atau mencaci maki anak.

– Menjelaskan hal-hal pada anak dengan istilah negatif.

– Menggunakan disiplin fisik yang keras atau meminta guru untuk melakukannya.

– Tuntutan kinerja fisik atau akademik yang tidak sesuai dengan usianya.

– Membatasi kontak anak dengan anak lain.

Jika hal-hal ini terus dibiarkan, pelecehan anak dapat memiliki konsekuensi seumur hidup. Misalnya, pelecehan anak dapat menyebabkan:

– Cacat fisik.

– Ketidakmampuan belajar.

– Rendah diri.

– Depresi.

– Kesulitan membangun atau mempertahankan hubungan.

– Sulit mempercayai orang lain.

– Kecemasan.

– Penyalahgunaan obat.

– Gangguan makan.

– Gangguan stres pasca-trauma.

– Gangguan kepribadian.

– Perilaku kekerasan