Pendidikan Agama dan Moral di Minsel Perlu Perhatian Guru dan Orang Tua

Billy Lombok SH

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Sektor Pendidikan di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), nampaknya masih (harus) perlu mendapatkan perhatian serius pemerintah dan pihak terkait. Bukan hanya Infrasturtur penunjang, namun hal penting lainnya yakni pendidikan Agama, Etika, Moral dan Akhlak.

Betapa tidak, dari beberapa  siswa yang terdaftar sebagai peserta Ujian Nasional (UN), mangkir hadir mengikuti UN, dikarenakan sudah hamil. Hal ini mengindikasikan pergaulan bebas yang menjurus sex pra-nikah di kalangan siswa di Minsel ditenggarai sudah menjadi tren, dan perlu mendapat perhatian khusus.

Menyikapi hal ini, Anggota DPRD Sulawesi Utara (Sulut) daerah pemilihan (dapil) Minsel-Mitra, Billy Lombok SH, angkat bicara. Menurut mantan Ketua Pemuda Sinode GMIM dua periode ini, bahwa untuk mengarahkan siswa pada hal-hal positif, sehingga tidak terjerumus pada pergaulan bebas,  Guru atau tenaga pendidik perlu meningkatkan Pendidikan Agama, Moralitas, Etika dan Akhlak.

“Ini penting, dan harus menjadi perhatian para Guru-guru sebagai tenaga Pendidik, agar tidak mengabaikan didikan yang dapat membentuk karakter siswa ke arah yang positif, yang memiliki integritas dan moral tinggi,” kata Lombok.

Bukan hanya Guru, peran orang tua, keluarga dan lingkungan juga penting dalam rangka mengarahkan dan mengawasi pergaulan anak-anak kea rah yang baik. Apalagi, waktu anak-anak di sekolah hanya terbatas hingga 5-6 jam dan selebihnya di rumah atau lingkungan dimana anak tersebut tinggal.

“Intinya, pendidikan Agama, karakter, Moralitas dan etika harus dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif oleh Guru atau tenaga pendidik, orang tua, pemerintah dan masyarakat, agar para siswa yang merupakan generasi penerus bangsa  tidak terjerumus ke pergaulan bebas dan Narkoba yang hanya merusak masa depan,” tukasnya.

Sekedar informasi pada hari ketiga UN SMA/SMK di Minsel, pada Rabu (15/4) kemarin, 4 siswa dinyatakan hamil dan 5 siswa sudah menikah, sehingga tidak mengikuti UN. (lou)