Mimpi SHS Jadikan Sulut Pintu Gerbang Asia Pasific Terwujud

Tiongkok Siap Investasi Rp.35 Triliun di Sulut

Gubernur Sulut DR. S.H. Sarundajang

IMPIAN Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) DR. Sinyo Harry Sarundajang (SHS) menjadikan daerah Bumi Nyiur Melambai sebagai pintu gerbang di kawasan Asia Pasific, selangkah lagi terwujud. Salah satu bukti, lewat hasil kunjungan kenegaraan Sarundajang bersama sejumlah Menteri Negara ke Tiongkok Beijing, membuahkan hasil gemilang.

Pemerintah Tiongkok berencana akan berinvestasi di Sulut dengan nilai yang cukup fantasitis, yakni Rp.35 Triliun.

Dalam pertemuan tingkat tinggi ini, SHS sapaan familiar Sarundajang diminta menjelaskan secara detail progress pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, Pembangunan Jalan Toll Manado-Bitung, dan Pengembangan Industri-Industri Perikanan, serta Agro-Industri. Gubernur juga menyampaikan proyek-proyek yang siap untuk ditawarkan ke investor, seperti: Geothermal di Minahasa, Bolmong, dan Bitung serta Pengembangan Pelabuhan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro.

Gubernur Sarundajang menandatangani MoU dengan Presiden CCCC, disaksikan Dubes RI untuk Tiongkok.

Setidaknya, pada tiga kali pertemuan dan dialog ekonomi tingkat tinggi High Level Economic Dialog RRT-RI tanggal 26 -27 Januari 2015 lalu, SHS berhasil menyakinkan pemerintah China untuk berinvestasi di Sulut melalui presentasinya terkait sejumlah peluang kerjasama dalam bidang ekonomi.

“Termasuk pengembangan pelabuhan konteiner Bitung, bandara Samratulangi dan rel kereta api trans Sulawesi serta bendungan Kuwil. Dalam kesempatan itu, saya telah melakukan penandatangan MoU kesepakatan bersama pemerintah RRT-China. Yakni, Presiden CCCC (China Communication Construction Company Limited). Intinya, pintu masuk telah dibuka melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung,” terang SHS.

Dalam pertemuan High Level Economic Dialog RRT-RI, delegasi Indonesia dipimpin Menko Perekonomian Sofian Djalil, didampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin, Gubernur Sulut, Dubes RI untuk Tiongkok Sugeng Rahardjo, para Pejabat Eselon 1 dari Kementerian Menko Perekonomian, Kemenlu, Bappenas, Kemen Industri, Kemendag, Deputi Bank Indonesia, dan Dirut PLN.

Dikatakannya, Tiongkok sangat berminat untuk mendanai jalan tol Manado-Bitung sepanjang 40 kilometer.

“Sebelumnya, pembangunan tahap awal sepanjang 15 kilometer sudah dibantu pemerintah pusat dengan dana senilai Rp 1,2 triliun. Nah, ini tentunya kabar gembira bagi warga Sulut karena impian kita semua mulai terwujud,”katanya seraya memaklumi banyak orang pesimis soal impian Sulut untuk menjadi pintu gerbang di ASPAC.

Ditegaskan SHS, ini awal kebangkitan Sulut. Ini berkah, tapi perlu kerja keras. Tapi, tentunya baik Bupati dan Walikota, Manado, Minut, Bitung dan Minahasa harus menunjangnya, terkait ganti rugi tanah jalan tol Manado- Bitung.

“Karena ganti rugi tanah ini akan berlanjut hingga rencana pembangunan Rel Kereta Api,”ungkapnya.

Pertemuan Delegasi Republik Indonesia dengan Kementerian Perencanaan dan Reformasi Negara, Tiongkok.

Dalam kesempatan itu, SHS menyebutkan tentang keyakinannya terwujudnya pembangunan KEK. Alasannya, sampai saat ini dirinya masih menjabat sebagai ketua KEK.

“Kalaupun saya tidak lagi gubernur dan masih membutuhkan tenaga saya, tentunya saya siap. Sebab impian ini bukan lagi berbicara tentang SHS, melainkan impian seluruh rakyat Sulut dan sudah menjadi kebutuhan untuk menjawab tuntutan jaman, yang pastinya multiplayer efect dari semua mega proyek ini akan membangkit gairah ekonomi Sulut secara khusus dan Indonesia secara umum,”tegasnya seraya menyebutkan, mimpi ini akan menjadi kenyataan dan dapat diteruskan oleh Gubernur selanjutnya yang untuk pembangunan Sulawesi Utara lebih maju lagi di Era Kebangkitan Pasifik.

Dibes Tiongkok untuk Indonesia, Xie Feng, ketika meninjau lokasi pembangunan KEK Bitung Tahun 2014 lalu, didampingi Gubernur Sarundajang serta Walikota dan Wakil Walikota Bitung.

Diketahui, dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Perekonomian RRT, Yang Jiechi saat pertemuan High Level Economic Dialog RRT-RI di Beijing, China, Jumat (26/01/2015), mereka sangat tertarik dan serius ingin menanamkan investasinya teerkait sejumlah megaproyek di Sulut.

Gubernur Sulut DR Sinyo Sarundajang sendiri dalam hal ini, mendapat tugas khusus (special envoy) ikut bersama dengan Menteri Koordinator Perekonomian Sofian Djalil dan Menteri Perindustrian Saleh Husin mengadakan misi pengembangan kerjasama bidang ekonomi dengan pemerintah RRT.

Kunjungan kenegaraan ini merupakan misi tindak lanjut dari pertemuan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan Presiden China Xi Jinping pada waktu APEC Leaders akhir 2014 lalu di Beijing. Delegasi dari Republik Indonesia terdiri dari para Pejabat Eselon I dari Menko Perekonomian, Kemenlu, Bappenas, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia dan Dirut PLN.

Rangkaian pertemuan teknis telah dilaksanakan yaitu; dengan Kepala Perencanaan dan Reformasi Negara China Xu Shaoshi membahas mengenai pendanaan proyek-proyek pembangunan untuk Republik Indonesia, Menteri Perdagangan China membicarakan bidang perdangagan bilateral kedua Negara. Kemudian pertemuan High Level Economic Dialog RRT-RI, Menko Perekonomian RRT Yang Jiechi dan Menko Perekonomian RI, membahas inisiatif pengembangan ekonomi berkaitan dengan Poros Maritim Presiden RI Joko Widodo yang sejalan dengan Jalur Sutera Maritim yang saat ini sementara dikembangkan oleh Presiden Xi Jinping.

Pertemuan membahas perencanaan strategis dalam berbagai bidang, peningkatkan hubungan kerjasama bidang perekonomian, kerjasama keuangan, perdangangan, perindustrian, kerjasama infrastruktur dan investasi serta kerjasama luar negeri antar kedua negara RRT dan Indonesia.

Selain itu, delegasi Indonesia bertemu dengan Perdana Menteri China Li Keqiang. Selanjutnya, mengikuti pertemuan kerjasama keuangan antara Presiden Bank Export Import China, China Development Bank dan Bank Indonesia untuk membicarakan implementasi pendanaan pembiayaan bidang perdagangan dan investasi.

Dalam kunjungan ini, Gubernur SHS yang turut didampingi Assiten Perekonomian Setdaprov Sulut Drs Sanny Parengkuan, Staf Khusus Gubernur Franky Manumpil, dan Shelly Sondakh dari Pokja KEK Sulut. (advetorial)